Sejak Pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, situasi menjadi serba sulit, namun sektor pertanian justru tumbuh positif, dapat diandalkan dalam pertumbuhan perekonomian. sayangnya hal ini tidak secara langsung dapat menarik minat masyarakat dalam dunia pertanian. Anggapan kurang baik tentang profesi petani masih menjadi faktor utama masyarakat enggan untuk bertani. Padahal urban farming, masyarakat dapat mandiri pangan, bisa menjadi peluang bisnis seperti yang dilakukan salah satu pelaku urban farming asal Yogyakarta T.O. Suprapto. dari ide tersebut terciptalah karya dokumenter televisi “Inspirasi Negeriku” Edisi “Makan Yang Ditanam, Tanam Yang Dimakan", dengan menerapkan gaya penulisan naratif dalam naskahnya. Dengan menggunakan gaya naratif, penulis naskah bisa menjabarkan peristiwa secara lebih runtut dengan tetap memperhatikan setiap fakta dalam cerita di setiap segmen. Dokumenter ini terbagi dalam 3 sequence. Pada Sequence 1, memberikan informasi mengenai dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia pada biaya kebutuhan pangan masyarakat di kota. Dilanjutkan dengan definisi dari pertanian dan kemandirian pangan. Sequence 2, cerita pada pengalaman T.O. Suprapto sebagai pelaku urban farming asal Sleman. Sequence 3, menjelaskan tentang program hasil inisiasi T.O. Suprapto "lupa maskot" (Lumbung Pangan Masyarakat Kota). Hasil dari skripsi ini, menerangkan bahwa penerapan gaya naratif tidak hanya melaporkan fakta saja, tetapi juga berusaha untuk melaporkan fakta yang ada menjadi sebuah cerita yang mampu menimbulkan kesan dramatis dan melibatkan emosi penonton melalui narasi yang disusun secara runtut.
Oleh Nindy Amara Putri