Buku

Dua Dimensi (2D) Camera Movement Dalam Film Animasi “NARA”

“Nara” adalah sebuah film pendek animasi 2 dimensi yang mengangkat fenomena tentang sebuah proses pendewasaan semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin realistis pula respons orang tersebut terhadap lingkungan sekitar yang berdampak pada daya imajinasi orang dewasa tidak menyenangkan seperti anak kecil. Untuk merealisasikannya, penulis visualkan dalam bentuk animasi 2 dimensi dengan balutan gaya motion graphic yang menerapkan 2D camera movement di mana itu merupakan salah satu dari empat jenis transisi yang ada pada motion graphic. Hal ini bertujuan agar dapat mengedukasi pembaca dan penonton mengenai film animasi dengan motion graphic style serta jenis transisi yang ada di dalamnya. Dalam proses produksinya, film “Nara” menggunakan dua software utama yang sekaligus menjadi concern of production value yaitu mengenai background & asset breakdown dalam software Adobe Illustrator dan effect placement pada software Adobe After Effect. Dua hal tersebut sangat berpengaruh untuk mencapai gaya animasi yang diinginkan serta mendukung penerapan efek (noise) dan (bevel and emboss) pada layers yang ada. Beberapa teknik transisi yang ada diharapkan dapat menjadi salah satu aspek penarik perhatian penonton film layaknya fungsi utama transisi dalam dunia motion graphic, sekaligus dapat memvisualisasikan perpindahan dunia nyata ke dunia imajinasi yang seolah–olah menyatu meski beda dimensi atau disebut seamless transition.//yn

Oleh Ilham Refianto Malik

Produksi Film Animasi 3 Dimensi “WRONG MINDSET” Implementasi Menggunakan Teknik Lighting Angle Emotion Face

Film animasi 3D ini memiliki judul “WRONG MINDSET” dan bertema Fiksi. Kata Wrong Mindset diambil dari Bahasa Inggris yang berarti Pola Pikir yang Salah, dizaman modern ini hal yang tabu pasti berkonotasi negatif. Contoh kecil hal tersebut adalah di masyarakat modern kita yang selalu menganggap remeh seseorang yang di nilai dari beberapa aspek saja tanpa melihat kelebihan seseorang tersebut. Lighting film animasi ini mengambil Teknik Lighting Angle Emotion Face dikarenakan alam proses pembuatan film menjaga kualitas video sangat penting. Namun, teknik pencahayaan juga tidak kalah penting dalam menciptakan estetika sebuah film. Penggunaan lighting yang tepat dapat membangun mood yang cocok pada sebuah video karena hal tersebut berpengaruh pada unsur bayangan, tingkat kekontrasan, serta pewarnaan.//yn

Oleh Negi Wiranata

Implementasi Camera Movement Dalam Film Animasi 3D “THE BOTA”

Film “The Bota” adalah film animasi 3 dimensi yang menceritakan tentang siklus hidup botol bagaimana dia diciptakan lalu digunakan hingga akhirnya dibuang menjadi sampah dan dibentuk menjadi botol kembali. Film ini difokuskan pada teknik camera movement yang merupakan teknik pergerakan kamera yang bervariatif untuk menghasilkan kualitas film yang memuaskan dan akan membawa penonton untuk melihat dari banyak sudut. Dalam basic camera movement terdapat static shot, pan, whip pan, tilt, push in, pull out, zoom, crash zoom, dolly zoom, rol kamera, tracking, trucking, arc, boom dan random movement. Semakin banyak pergerakan kamera maka gambar yang dihasilkan akan terlihat cantik dan dapat lebih mudah menyampaikan pesan serta alur cerita yang menarik membuat visual menjadi lebih dinamis yang mengarahkan fokus penonton pada subjek tertentu.//yn

Oleh Nadia Aridga

Implementasi Rhubarb Lip-Sync Dengan Phonetic Recognizer Pada Film Animasi 3D Bertema Pendidikan Tauhid Anak “SALWA-HARUS BERSABAR”

Animasi 3D menggunakan software Blender memudahkan dalam pembuatan proses produksi. Rhubarb lip-sync merupakan sebuah add-on yang dapat ditambahkan pada software Blender. Dalam rhubarb lip-sync terdapat 2 jenis recognizer yaitu phocketsphinx dan phonetic. Phonetic recognizer lebih tepat digunakan untuk rekaman suara berbahasa selain bahasa Inggris karna ia mengenali suara berdasar dari suku kata individu. Hasil yang didapat umumnya kurang tepat, oleh karena itu perlu ketelitian untuk mengecek kembali hasil agar lebih maksimal. Rhubarb lip-sync dengan phonetic recognizer yang bersifat otomatis dapat memudahkan dalam proses lip-sync sehingga mampu memangkas waktu produksi menjadi lebih efektif dan efisien.//yn

Oleh Mela Nur Dzakia

Teknik Modeling Hihgpoly Pada Film Animasi 3D “KABI”

Animasi 3D menggunakan software Maya 2017 memudahkan dalam pembuatan proses produksi. Kabi diambil dari salah satu nama karakter yang terdapat di film itu sendiri yang menceritakan tentang kisah Kabi yang tidak mau menyampaikan apa yang dia inginkan, bisa dibilang sungkan. Film pendek ini menggunakan teknik modelling highpoly dalam pembuatan film animasi 3D. Hasil penerapan teknik modelling highpoly menunjukan kualitas gambar yang baik, walaupun ketika render sendiri cukup memakan waktu yang lama. Spesifikasi komputer yang tinggi akan memudahkan proses pengerjaan pembuatan film animasi yang menggunakan teknik modelling highpoly ini.//yn

Oleh Febrio Isramadhan

Berita Terbaru