Buku

Penerapan Tangga Dramatik dalam Penulisan Naskah Drama Radio "Tegar"

Drama radio “Tegar” menceritakan perjuangan seorang anak korban bullying yang dapat keluar dari permasalahan hidup. Penciptaan drama radio “Tegar” karena bullying memiliki dampak negatif bagi pelaku dan korban serta kasus bullying berdasarkan data dari KPAI dan data dari UPT.PTPAS masih memerlukan penanganan yang intensif untuk mencegah terjadinya kasus bullying. Untuk itu penulis ingin ikut berperan dalam mengatasi kasus bullying dengan membuat naskah drama radio “Tegar” yang memberikan hiburan dan edukasi tentang bullying. Penulis sebagai penulis naskah menerapkan tangga dramatik skema Hudson pada naskah drama radio “Tegar”. Tujuan dari tangga dramatik untuk membuat pendengar penasaran dengan alur cerita sehingga semua pesan tersampaikan secara baik. Penulis dalam penciptaan naskah drama radio “Tegar” melakukan riset dengan membaca buku, jurnal serta internet dan menonton film dan mendengarkan radio. Selain itu penulis melakukan observasi, dan wawancara. Proses pembuatan naskah drama radio “Tegar” dimulai dari pra produksi yaitu mencari ide, menentukan tema, melakukan riset, dan mengumpulkan materi. Kemudian produksi yaitu membuat, sinopsis, dan membuat treatment. Terakhir pasca produksi yaitu membuat fullscript, melakukan evaluasi, dan penulisan kembali. Penulis berharap karya produksi naskah drama radio “Tegar” dapat membantu dalam mengatasi bullying. //ir

Oleh Ridha Fathurrahman Muhammad

Dekorasi Panggung Program Music Show "Musixperience" Episode "Astera In The Backyard"

Penciptaan karya ini bertujuan memproduksi program televisi music show dengan menggunakan dekorasi panggung melalui porgram “MusiXperience”. Penggunaan dekorasi panggung sangatlah berpengaruh terhadap kelangsungan produksi program televisi, sehingga dekorasi panggung dapat merubah suasana menjadi lebih menarik dan menghibur. Penulis ingin menciptakan sebuah program yang menarik melalui program Music Show televisi “MusiXperience” episode “Astera in The Backyard” merupakan program pertunjukan musik yang di kemas menarik dengan konsep Floral Memphis supaya menciptakan suasana yang meriah dan menyenangkan dalam setting dekorasi yang menggambarkan halaman belakang rumah. Informasi dan data diperoleh melalui observasi dan wawancara, diproduksi menggunakan tahapan produksi berupa praproduksi, produksi, hingga pasca produksi untuk menciptakan sebuah program music show televisi yang menarik. Penulis sebagai penata artistik mengaplikasikan 3 (tiga) unsur dlam dekorasi panggung, yaitu garis, warna dan bentuk. Ketiga unsur tersebut diharapkan mampu menciptakan dekorasi panggung dengan tema Floral Memphis yang menciptakan suasana yang meriah dan menyenangkan. //ir

Oleh Sandy Kusuma Purwidyasmara

Dekorasi Panggung Program Music Show "Popsky" Episode "Nostalgia"

Dekorasi vintage merupakan dekorasi yang barang atau peraatannya menggunakan barang barang lawas atau tempo dulu, dalam hal ini set menggunakan jendela vintage kain merah serta benda benda vintage berupa tv dan radio. Dalam penerapan unsur penulis menguanakan 3 unsur yaitu Bentuk, warna, garis. Untuk unsur garis berada pada kain yang ada dikiri dan kanan set, garis bergelombang terbentuk dari kain kain yang dilipat membentuk gelombang. Sedangkan bentuk terdapat pada background set yang terbuat dari jendela vintage yang disusun tinggi, efek dari susunan jendela ini yang tinggi membuat set megah dan presisi. Sedangkan warna terdapat pada warna dari kedua background yaitu warna asli dari jendela vintage yaitu warna warna pastel dan warna merah pada kain sebagai background kiri dan kanan. Program music show “Popsky” mempunyai tujuan untuk memperdengarkan kembali lagu lama dengan aransemen modern dengan usia muda bisa menikmatinya, dan orang yang dewasa bisa mengingat kembali lagu masa muda mereka yang diaransemen menjadi modern. Adapun tujuan dari dekorasi panggung yang menekankan unsur unsur garis warna dan bentuk sehingga karya musik ini lebih menarik sesuai dengan tema dan segmentasi. //ir

Oleh Muhammad Rendra Aminuddin

Kepemimpinan Demokratis Produser dalam Produksi Program Dokumenter Televisi di Balik Budaya Episode "Wayang Kila"

Penciptaan program Dokumenter televisi “Di Balik Budaya” episode “Wayang Kila” ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan-kebudayaan tersebut banyak yang belum diketahui sehingga masyarakat kurang mengenal kebudayaan Indonesia tersebut. Penciptaan program ini dibuat untuk mengulik tentang apa yang ada di balik sebuah budaya tersebut, atau dalam kata lain mencari tahu asal-usul atau latar belakang dari terbentuknya sebuah budaya. Program ini tidak hanya memberikan informasi atau edukasi tetapi juga hiburan. Penyusunan program dokumenter ini dimulai dari perencanaan mengenai ide awal, pengembangan ide dan konsep hingga proses produksi dan pasca produksi. Penulis menggunakan metode riset, observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber yang terkait dalam pagelaran Wayang Kila. Penulis sebagai produser juga menggunakan metode kepemimpinan demokratis yang dapat menjadikan lingkunan produksi yang nyaman, berkemanusiaan, dan kreatif yang pada akhirnya menghasilkan suatu program dokumenter yang bagus dan berkualitas. Sehingga penonton yang menyaksikan acara Dibalik Budaya ini dapat terhibur dan juga mendapat informasi serta edukasi yang lebih mendalam sehingga masyarakat lebih mengenal tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia. //ir

Oleh Muhammad Alif Haikal Putra Widayanto

Berita Terbaru