Buku

Penyutradaraan dalam Program Magazine Show Televisi "Nguliner" Episode "Great Eat Jogja"

Nguliner ep. Great Eat Jogja adalah program magazine show televisi yang memperkenalkan kuliner dan memberikan informasi mengenai sisi lain dari suatu kuliner yang memiliki keunikan cita rasa khas yang hanya bisa ditemukan di kota Yogyakarta. Untuk menghasilkan program yang informatif dan menarik, tentunya penting peranan seorang sutradara menerapkan prinsipnya dalam menentukan gambar yang akan ditayangkan. Penulis sebagai sutradara menerapkan kajian berupa penerapan shot informasi, dengan mengaplikasikan variasi type of shot. Variasi shot ini bertujuan untuk menghasilkan gambar yang informatif namun tetap menghibur, menarik, dan menjelaskan arti serta makna dari gambar yang diambil sehingga membentuk kesatuan sebagai informasi yang jelas. Dari hasil analisis penulis sebagai sutradara, penulis menerapkan berbagai type of shot dalam sebuah adegan dengan tujuantertentu yaitu memberikan informasi yang berbeda (seperti 5W+ 1H) dengan penggunaan shot-shot yang berbeda setiap menjelaskan tujuan informasinya. Menurut penulis setiap tipe shot memiliki fungsitertentu dalam menjelaskan sebuah informasi dalam gambar di ukuran shot tersebut. Sehingga, penggunaan variasi tipe shot tersebutakan menciptakan rangkaian gambar yang memberikan suatu informasi yang lebih jelas pula.//ir

Oleh Rizka Fadila

Gaya Penulisan Kronologis dalam Naskah Dokumenter Televisi "Relokasi di Atas Awan"

Program dokumenter televisi “Relokasi di Atas Awan” mempunyai tujuan untuk menyampaikan informasi tentang fakta yang akurat dan jelas mengenai kegiatan relokasi bibit pohon tengsek di pos 3 jalur pendakian Gunung Merbabu kepada masyarakat. Komunitas Anak Gunung Merbabu Merapi (AGMM) sebagai pelopor berusaha untuk terus menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang berada di atas gunung, salah satunya yaitu pohon tengsek yang merupakan tanaman endemic di Gunung Merbabu, dimana saat ini keberadaan pohon tengsek mulai langka karena terjadinya kerusakan pada ekosistem alam di gunung. Kronologis peristiwa yang terjadi memberikan informasi yang dapat membuat audience memahami dengan jelas dan merasakan proses yang dilakukan oleh Komunitas Anak Gunung Merbabu Merapi (AGMM), sehingga penulis menitikberatkan penggunaan gaya penulisan kronologis yang mampu memperjelas fakta dari visual yang ada. Perbincangan dan pernyataan secara langsung dari subjek dipilih penulis agar informasi lebih mudah dipahami oleh audience. Pada program dokumenter televisi “Relokasi di Atas Awan“, gaya penulisan kronologis dapat memperjelas pesan secara visual yang ada melalui hubungan aksi satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang terjadi di lapangan, sementara perbincangan dan pernyataan secara langsung dari subjek berfungsi menyampaikan pesan dan informasi dari program secara lebih mudah kepada audience. Melalui rangkaian kegiatan tersebut terciptalah sebuah naskah dokumenter televisi yang dapat memberikan informasi secara jelas sekaligus memberikan edukasi kepada audeince melalui kegiatan relokasi tanaman tengsek di pos 3 jalur pendakian Gunung Merbabu yang dilakukan oleh Komunitas Anak Gunung Merbabu Merapi (AGMM).//ir

Oleh Utin Titi Nuranggraeni

Variasi Shot dalam Penyutradaraan Dokumenter Televisi "Mata Luka Sengkon Karta"

Program “Mata Luka Sengkon Karta” merupakan penciptaan karya produksi Dokumenter Televisi. “Mata Luka Sengkon Karta” merupakan dokumenter yang berceritakan tentang kasus salah tangkap yang terjadi pada Sengkon dan Karta. Terjadi pada tahun 1974, kasus ini berawal dari tuduhan atas pembunuhan dan perampokan kepada Sengkon dan Karta. Pada tahun 1977 pelaku yang sebenarnya akhirnya terungkap yang bernama Gunel. Setelah terungkapnya kebenaran, berlanjut dengan proses hukum untuk menerima keadilan yang menjadi hak Sengkon dan Karta. Penciptaan karya produksi ini penulis berperan sebagai sutradara. Sebagai sutradara perlunya mengolah naskah ke dalam bentuk visual, agar mendukung informasi dari naskah tersebut. Dalam karya ini, penulis menerapkan pengambilan gambar dengan memfokukan pada variasi visual yaitu shot size, dan camera angle.. Dalam karya produksi ini metode yang digunakan adalah metode SOP. Melalui tahapan Pra Produksi, meliputi ide, riset, pembentukan shotlist, serta pembentukan team. Produksi, yang meliputi shooting dan take voice. Lalu Paska Produksi, yang meliputi editing, mastering, dan mixing audio. Penulis juga berharap dengan dibuatnya karya produksi ini dapat menjadi pembelajaran baik bagi masyarakat maupun bagi lembaga hukum dalam menyelesaikan sebuah kasus agar tidak terjadi kejadian salah tangkap.//ir

Oleh Bryan Josep Trioctotatema Halawa

Gaya Bahasa Repetisi dan Retoris dalam Penulisan Naskah Drama Radio "Ilegal"

Penciptaan karya produksi drama radio dengan judul “Ilegal” bertujuan untuk memberi hiburan , informasi serta edukasi kepada audience tentang kasus human trafficking dengan menerapkan gaya bahasa repetisi dan retoris. Pemilihan kata bahkan kalimat dalam sebuah dialog sangat perlu untuk diperhatikan. Hal itulah yang membuat gaya bahasa menjadi pilihan penulis untuk menjadi kekuatan yang berperan menyampaikan pesan serta memperindah kalimat dalam drama radio ini agar mudah dipahami dan diingat oleh audience atau pendengar. Penyusunan naskah “Ilegal” ini, dimulai dari penentuan tema, penyusunan sinopsis, treatment dan kemudian naskah scenario yang disusun dalam bentuk dialog atau bisa disebut fullscript. Pada penyusunan karya produksi naskah drama radio ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi dan wawancara kepada narasumber yang kompeten di bidang drama radio serta kepolisian. Dengan menerapkan gaya bahasa yang baik dan benar maka dapat menghasilkan sebuah karya produksi naskah drama radio yang mampu menghibur serta memberi informasi dan edukasi tentang kasus human trafficking kepada audience atau para pendengar.//ir

Oleh Tita Putri Ariawan

Penyutradaraan Dokumenter Televisi "Relokasi di Atas Awan"

Karya produksi “Relokasi Di Atas Awan” merupakan dokumenter jenis potret yang membahas tentang perjalanankomunitas Anak Gunung Merbabu Merapi (AGMM) saat melakukan konservasi alam dengan cara merelokasi tanaman endemik gunung yang sudah langka yaitu pohon tengsek. Kegiatan relokasi ini menjadi yang pertama kali dilakukan di atas gunung dengan ketinggian 2.361 Mdpl, sehingga menarik untuk diangkat menjadi sebuah tayangan audio visual. Agar menjadi tayangan audio visual yang baik dan menarik, peran sutradara dalam sebuah tim sangat dibutuhkan. Melalui penerapan shot informasi dan camera angle, sutradara mencoba memberikan tayangan audio visual yang dapat menambah informasi dan edukasi kepada audience tentang relokasi di atas gunung. Shot informasi dalam penerapannya mendukung penyampaian informasi kepada audience karena shot informasi berisi beberapa shot yang terdapat informasi didalamnya. Penggunaan angle kamera menentukan sudut pandang penonton dan dapat mempengaruhi makna suatu shot agar mudah dipahami. Penerapan camera angle yang digunakan yaitu low angle, high angle, dan eye level. penerapan tersebut digunakan untuk mendukung penyampaian informasi melalui sudut pandang yang beragam dan bermakna. Karena karya ini berupa prototype, sehingga sutradara menggunakan gambar yang sudah ada namun disesuaikan dengan treatment sutradara dan penerapan yang ingin sutradara pergunakan.//ir

Oleh Sialis Noviana

Berita Terbaru