Buku

Kreativitas Visual dalam Penyutradaraan Program Magazine Show Televisi The Femms Episode "Zero Waste Is The New Taste"

Penyutradaraan program televisi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, yaitu banyaknya sampah. Bukan hanya di Indonesia, namun seluruh dunia. Penulis memberikan informasi sekaligus edukasi masyarakat mengenai cara mengurangi produksi sampah, melalui media massa yaitu televisi. Program televisi yang dijadikan object produksi adalah format magazine show dengan mengambil tema besar yang berhubungan dengan gaya hidup zero waste. Pada program ini berisi informasi-informasi yang disampaikan melalui enam rubrik utama yaitu lifestyle, DIY, fashion, travelling, tips and trick, kuliner dengan menerapkan kreativitas visual dalam penyutradaraannya. Kreativitas visual yang dimaksud ini ialah menggunakan elemen berupa teknik pengambilan gambar meliputi type of shot, camera angle, camera movement, juga desain motion grafis pada proses visual editing sebagai pendukung. Penulis sebagai seorang sutradara berusaha mengatur visual semenarik mungkin agar program magazine yang disajikan tidak monoton dan membuat penonton mudah bosan. Program dengan format magazine ini bertujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti namun tetap menarik. //ir

Oleh Irfandi Hafizh

Strategi Kreatif Produser dalam Pengemasan Program Dokumenter Televisi "Ragam Rupa" Episode "Wanita Pemaes"

Penciptaan program dokumenter televisi “Ragam Rupa” episode “Wanita Pemaes” melatarbelakangi pelaku seni yang masih mempertahankan tradisi pada perkembangan zaman yang sudah modern. Penciptaan program “Ragam Rupa” episode “Wanita Pemaes” bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pelaku seni yang ada di Indonesia terutama daerah Yogyakarta. Program “Ragam Rupa” tidak hanya memberikan informasi namun juga dikemas dengan menarik dan menghibur yang membuat penonton betah dalam menonton program “Ragam Rupa”. Penyusunan program dokumenter “Ragam Rupa” dimulai dari perencanaan mengenai ide awal, pengembangan ide dan konsep hingga proses produksi dan pasca produksi. Penulis menggunakan metode riset, observasi dan wawancara dengan beberapa narasumber yang berkompeten dalam memaes. Penulis sebagai produser menggunakan elemen-elemen kreatif dalam buku Manajemen Media Penyiaran untuk mengimplementasikan untuk menerapkan pada program “Ragam Rupa”. Sehingga mampu mengembangkan ide dan konsep yang sudah ada dan berinovasi untuk menghasilkan karya baru yang menarik untuk ditayangkan kepada penonton. Karya dokumenter televisi “ragam Rupa” diharapkan dapat menjadi karya refrensi dan pilihan masyarakat mengenai tentang pelaku seni yang ada di Indonesia. //ir

Oleh Gaudentio Oriensu Dioktokusuma

Tangga Dramatik dalam Penulisan Naskah Dokumenter Televisi "Sudut Nusantara Episode Wanita-wanita Tangguh di Antara Jurang"

Produksi karya yang berbentuk dokumenter televisi nondrama ini membahas tentang tiga sosok wanita yang tangguh yaitu Mbah Yoso, Bu Warni, dan Bu Ngatiyem dari Kampung kecil di lereng Gunung Merapi yaitu Kampung Gir Pasang. Penulis mengambil pendekatan alur tangga dramatik yang terjadi dari hasil wawancara dan susunan visual. Penggambaran cerita kehidupan sehari-hari dari ketiga subjek mengisi dokumenter ini dari awal sampai akhir dengan berfokus terhadap ketangguhan yang ketiga subjek miliki. Tujuan produksi karya ini adalah untuk memproduksi naskah program dokumenter televisi “Sudut Nusantara Episode Wanita-Wanita Tangguh di Antara Jurang” dengan menggunakantangga dramatik agar penonton turut merasakan alur dan emosi. Jenis produksi karya ini adalah deskriptif kualitatif sehingga data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan korenponden pada google form. Proses penulisan naskah diproduksi melalui empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap prapenulisan, tahap pelaksanaan penulisan, dan tahap evaluasi dan penulisan kembali. Analisis naskah dilakukan dengan dasar teori tangga dramatik nondrama oleh Antonius Darmanto, yakni, dari pemaparan, agak menarik, lebih menarik, paling menarik, dan penutup. Berdasarkan hasil analisis, tangga dramatik dokumenter ini terbangun berkat hasil wawancara dari ketiga subjek dan visual yang menguatkan statement subjek, sehingga penonton banyak mendapat inspirasi, kekaguman, dan pelajaran dari ketangguhan ketiga subjek. //ir

Oleh Titah Ulfiani Cholil

Variasi Shot dalam Penyutradaraan Magazine Show Televisi "Funcation" Episode "The Interesting Side of Gunungkidul"

Penciptaan karya ini bertujuan untuk memproduksi program dengan sutradara menerapakan variasi shot yang menarik untuk menghasilkan program yang bisa membuat penonton betah dengan visual dan mendapatkan pengalaman yang baru. Program ini berjudul FUNCATION, episode The Interesting Side of Gunungkidul, bertema wisata dan membahas berbagai destinasi wisata di Kabupaten Gunungkidul, berdurasi 24 menit, segmentasi penonton berusia 17-35 dan SES B. Program ini memiliki acuan program serupa yaitu My Trip My Adventure, Weekend List, dan Ragam Indonesia. Program ini telah selesai diproduksi melalui tahapan produksi dari pra hingga pasca produksi. Penulis sebagai sutradara melakukan pendekatan dengan menerapkan type shot, camera movement dan camera angle dalam pengambilan gambar untuk mendukung variasi shot pada produksi program magazine show Funcation Variasi Shot merupakan berbagai tindakan untuk menghasilkan gambar yang disusun sehingga menjadi satu kesatuan dan membentuk sebuah makna agar bisa menciptakan gambar yang menarik dan indah untuk dinikmati. //ir

Oleh Risma Vallen Gammatius

Komposisi Visual dalam Penyutradaraan dalam Program Dokumenter Televisi Ragam Rupa Episode Wanita Pemaes

Seperti yang kita ketahui bahwa paes merupakan budaya yang ada dijawa khususnya diYogyakarta. Pengangkatan paes sebagai tema utama dalam karya dokumenter ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada penonton tentang paes yang ada diYogyakarta khusunya. Ibu Siti yang menjadi narasumber utama dalam dokumenter ini merupakan seorang pemaes senior yang sudah menekuni dunia paes sejak lama. Selain masih membuka salon dirumahnya dan menerima make up paes untuk pernikahan, Ibu Siti juga dipercaya oleh keluarga Bupati Sleman untuk menjadi perias keluarga dari Bupati Sleman. Banyaknya penghargaan dan kejuaraan yang telah ia ikuti semakin meyakinkan bahwa Ibu siti bukanlah pemaes sembarangan. Ia juga aktif dalam komunitas HARPI (Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia) yang ada diSleman, dalam komunitas itu Ibu Siti juga memegang jabatan yang tidak sembarangan, ia adalah bendahara umum pada komunitas HARPI. Tanpa mengesampingkan profesinya sebagai pemaes Ibu Siti juga manusia biasa yang memiliki keluarga bahagia, pada kehidupan sehari-harinya ia adalah istri, ibu, dan juga seorang nenek. Dalam program dokumenter ini menekankan pada komposisi visual yang ada didalamnya untuk menunjang informasi yang diberikan oleh narasumber agar informasi dapat lebih mudah diterima oleh penonton. Komposisi visual yang dimaksud terdapat camera movemet, type shot, dan camera angles didalamnya. //ir

Oleh Naufal Prasida Purwanto

Berita Terbaru