Tiga perempuan dalam tiga masa yang berbeda-beda harus menjalani takdir dan kesunyiannya masing-masing, sementara ketidakadilan terus mengiringi langkah mereka. Sunyi, seorang gadis metropolitan, tampak berusaha keras menolak asal muasalnya, menolak jati dirinya dengan memasang lensa kontak demi menutupi warna kelabu dalam hidupnya. Sumirah, seorang perempuan dusun yang setia, terpaksa menandatangani perjanjian yang membuat makna kebertubuhannya menjadi sumir, menjadi sekedar pemuas dahaga lelaki. Dan Suntini, seorang janda yang tidak mengerti mengapa negara membawanya pergi, hilang, terkubur tanpa kata pembebasan, merupakan awal dari kisah kemuraman tiga perempuan dalam buku ini. Mungkin Anda telah sering menjumpai kisah-kisah dengan tokoh perempuan yang malang, tapi ini bukan sekedar potongan kisah perempuan, ini adalah kisah panjang penelusuran makna kesunyian perempuan dari tiga zaman, melintasi tiga generasi, untuk menyingkap gelapnya sejarah manusia.//yn