Buku ini dirancang untuk menambah cakrawala ilmu pengetahuan dibidang pendidikan di Indonesia baik dari segi kelemahan atau kekuatan sistem tersebut. Proses pendidikan berkualitas itu dapat berjalan apabila komponen-komponen dasar yang mendukung proses itu terlibat secara proaktif. Minimal terda[at empat komponen dasar yang dapat kita sebutkan antara lain, Lembaga Pendidikan, Pendidik/Tenaga Kependidikan, Peserta Didik dan Orang tua peserta didik. Tombak keberhasilan program pendidikan ada ditangan guru. Guru sebagai agen of change akan terus berinovasi mengembangkan suatu program itu berhasil. Tolak ukur tercapainya program GLS yaitu untuk menumbuhkan budaya literasi anak dalam pembelajaran sepanjang hayat agar kualitas hidupnya meningkat. Ada tiga tahapan menerapkan GLS yaitu, pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Guru haruslah menjadi fasilitator berkualitas. Guru merupakan figur teladan dalam literasi sekolah. Konsep guru sebagai teladan ditemukan dalam trilogi kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara. Trilogi ini juga dapat dijadikan sebagai dasar memecahkan masalah atau hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan literasi di sekolah. Guru maupun pegiat pendidikan harus dapat berperan sebagai teladan (ing ngarso sungtulada), sebagai motivator (ing madya mangun karsa) dan sebagai fasilitator dan kreator (tut wurihandayani). Buku ini merupakan gambaran pendidikan di Indonesia dalam memberi tealadan dan membantu guru meningkatkan kualitas dan kompetensinya sangat penting. Di era digital yang serba canggih dan cepat ini, orang yang berprofesi guru harus memiliki jiwa kerja, minimal mengerjakan tugas dan funsi pokoknya dengan baik.//yn
