Maraknya tayangan televisi dengan acara-acara sinetron, kontes-kontes, dan reality show, sangat butuh infotainment, begitu pula sebaliknya. Fakta ini menunjukkan bahwa acara sejenis infotainment sangat diminati pemirsa televisi. Tidak jarang, upaya mendapatkan informasi mengenai infotainment ini dilakukan oleh para pekerjanya dengan berbagai jalan, bahkan yang melanggar etika jurnalistik sekalipun. Fenomena ini menimbulkan berbagai persoalan yang mengusik profesi jurnalis dan memancing praktisi dan pengamat media angkat bicara. Apakah infotaiment itu. Benarkah kerja infotaiment bisa dimasukkan dalam katagori kerja jurnalistik. Apakah informasi yang diburu mereka merupakan informasi yang dibutuhkan oleh publik. Apakah para pekerja infotaimnent layak untuk disebut jurnalis (wartawan)?. Pertanyaan-pertanyaan diatas akan terjawab jika Anda membaca buku ini. Buku ini juga merekam perjalanan sejarah infotaimen dalam industry televisi. Yang menarik, penulis mendudukkan berbagai masalah seputarĀ jurnalistik infotainment dengan gaya bahasanya yang lugas dan obyektif sesuai dengan pengalamannya selama menjadi jurnalis di RCTI. Buku ini berupaya mendekati fenomena jurnalistik infotainment dalam perspektif gejala sosial, seperti pendekatan normatifitas jurnalistik, ekonomi politik media hingga pendekatan empirik. //yn