Buku ini merupakan satu genre dalam jurnalisme yang pada mulanya berkembang di Amerika Serikat Tahun 1960-an. Genre ini menggabungkan disiplin paling berat dalam jurnalisme serta kehalusan dan kenikmatan bercerita dalam novel. Wawancara biasa dilakukan dengan puluhan, bahkan sering ratusan, narasumber. Waktu bekerjanya lama, bisa berbulan-bulan. Ceritanya juga kebanyakan tentang orang biasa. Beberapa wartawan Majalah Panatu mencoba belajar memakai genre ini untuk mengembangkan jurnalisme berbahasa Melayu. Dari Agus Sopian hinga Linda Christanty memasukkan elemen-elemen jurnalisme sastrawi dalam karya mereka. Dari pembantaian orang Aceh hingga hiruk-pikuk larangan music Koes Bersaudara, dari soal wartawan Ambon yang ikut memanasi Kristen-Islam hingga kemiskinan di Jakarta. //yn