Buku "Wayang dan Karakter Manusia" ini bukan merupakan hasil pemikiran secara bulat dan konsepsional, akan tetapi merupakan cukilan dan bunga rampai ungkapan dari renungan panulis tentang wayang pada umumnya, candra jiwa dan watak pada khususnya dalam rubrik "Wayang dan Karakter Manusia" di Buana Minggu. Buku ini bukan merupakan karya filsafat yang bernilai ilmiah akademis, oleh karena itu cara membacanya pun diharapkan juga tidak dengan kacamata ilmiah, tetapi lebih tepat kalau memakai kacamata santai. Yang dimaksud dengan karakter manusia dalam buku ini tidaklah hanya sekedar karakter watak dan sifat serta tingkah lakunya saja, tetapi lebih luas lagi yaitu wajah-wajah manusia seutuhnya. Artinya wayang dipandang sebagai bahasa dari hidup manusia seutuhnya. Buku ini mengetengahkan wayang sebagai salah satu sarana untuk mengenal manusia. Dengan mengenal wayang diharapkan manusia sadar akan dirinya, bahwa dirinya memang betul-betul ada dan adanya lengkap dengan dunianya. Atau dengan kata lain, bahwa para pengamat wayang diharapkan mampu menjadi subyek sekaligus sebagai obyek. Pendek kata manusia adalah obyek dan sekaligus subyek.//Ira