Buku

Syair Raja Siak

Abstraksi
Syair Raja Siak ini di awali  dengan kisah bandar Bengkalis yang ramai sekali dikunjungi orang. Banyak kapal yang berlabuh menurunkan baranmg muatannya. Kici dan sampan hilir mudik menambah riuh dan ramainya Bandar tersebut. Berita keramaina Bandar Bengkalis ini terdengar oleh Raja Bugis yang daerah taklukannya pada saat itu sampai ke negeri Johor. Timbullah keinginan Baginda Raja untuk menguasainya. Diperintahkannya hulubalang membawa surat ke Minangkabau dan Pagaruyung. Kedatangan utusan Raja Bugis ke Pagaruyung dan dibaca oleh Raja Pagaruyung merah padam warna muka Baginda menahan amarah. Dengan segala kelengkapan dan hulubalang berangkatlah Baginda Raja ke Bandar Bengkalis. Setelah beberapa hari melalui hutan-hutan belukar sampailah Baginda dengan pengiringnya ke Bandar Bengkalis. Melihat kedatangan Baginda Raja itu berdatanganlah rakyat Bengkalis menjunjung duli Baginda dan berhamba diri. Di perintahkannya untuk mengumpulkan semua warag Bengkalis dan hulubalangnya untuk bersiap-siap memerangi kerajaan johor sebagai pembalas dendam atas kematian ayahnya Sultan Mahmud Syah -(hal.1-2). Dari Pulau Bengkalis berlayarlah Baginda Raja lengkap dengan bala tentara dan alat-alat senjata menuju negeri Johor. Pecahlah peperangan yang diakhiri dengan kemenangan bagi Baginda Raja dan dapat merenggut kembali tahta kerajaan dari bekas bendahara yang bergelar Sultan Abdul Jalil Ri'ayat Syah (1717-1718). Sewaktu peperangan ini terjadi Raja Muda sedang asyik main catur tanpa menyadari bahaya sedang mengancam kerajaannya. Baru ia sadar setelah bala tentara Raja Siak menyerbu dengan dahsyatnya. Ia mengamuk dengan pengawal setianya, tetapi sudah terlambat. Akhirnya Ia meninggalkan kerajaan lari ke hutan. Raja Siak. raja Siak yang pertama ini berputera dua orang laki-laki, yang sulung bernama Alamuddin Syah yang dipertuan muda dari permaisuri Tengku Kamariah anak Sultan Jalil Johor, yang kedua Abdul Jalil Muhammad Syah dari perkawinan dengan Inceh Kecil Jambi. Kehadiran kedua putera mahkota ini membuat gembira hati Baginda raja, lebih-lebih setelah beberapa tahun kemudian dikaruniai lagi seorang cucu.-(hal. 2-4). Namun karena satu dan lain hal antara   kedua putera mahkota ini tidak terdapat persesuaian pendapat sehingga terjadi perang saudara. Melihat kenyataan yang menyakitkan hati ini, maka putera mahkota meninggalkan Kerajaan Siak. Sepeninggalnya putera sulung keluar dari Siak menuju Malaka. Baginda jatuh sakit dan wafat di sana. Tampuk pimpinan kerajaan diganti oleh puteranya yang kedua Raja Abdul Jalil Muhammad Syah. Ibukota kerajaan dipindahkan oleh Baginda ke Bandar Indrapura di mempura dengan nama Kerajaan Siak Indrapura. -(hal.5-7). Selama memerintah tidak ada gangguan dari Belanda dan kerajaan sekitarnya hingga ia wafat. Beliau diganti oleh putranya yang masih muda bernama Sultan Alamuddin Ismail. -(hal. 7-12). Mendengar berita kematian Raja Muhammad Syah ini, timbullah keinginan Belanda untuk membalas dendam atas kekalahannya dahulu di Jembalang Guntung. Dibuatnya tipu muslihat dengan mengajak dan membujuk putera mahkota pertama Raja Marhum Buantan yang keluar dari Kerajaan Siak untuk kembali dinobatkan sebagai raja yang syah. Kedatangan Belanda bersama Raja Alamuddin Syah ini memaksa Raja Syiak berperang. Dalam peperangan inilah tampil panglima-panglima perang kerajaan Siak yang gagah perkasas seperti Raja Indra Pahlawan, Raja Lela Wangsa, Syekh Salim, Syahbandar Mu'in, Tengku Muhammad Ali dan masih banyak lagi. Peperangan ini berlangsung cukup lama sehingga membuat Belanda agak kewalahan. Melihat gelagat yang demikian Belanda mendaratkan Raja Alamuddin Syah di kerajaan Siak yang disambut oleh raja Ismail dengan upacara kebesaran sebagaiman layaknya menyambut raja. - (hal. 12-15). Dalam kesempatan inilah Belanda dapat menerobos pertahanan kerajaan Siak sehingga dapat dikuasainya tanpa bersusah payah. Dengan kerelaan hati dan keiklasan Raja Ismail menyerahkan tampuk kerajaan kepada Raja Alamuddin Syah dan ia pergi ke luar dari negeri Siak Sri Indrapura dan sampai di Langkat. - (hal. 16-27). Setelah raja Ismail ini pergi maka selesailah Syair Perang Siak dan para menteri mendesak sang Raja Ismail beristeri. - (hal. 27-31). //Yeni 
Seri
Sastra
Catatan
Sumbangan Astrid S. Tahun 1985, jumlah 1 eksemplar
KATA KUNCI : SYAIR, RAJA SIAK, SYAIR RAJA SIAK

ISBN
No Barcode Register Lokasi Status
1 0000007307 11-6850 G Ada
No Pengarang Jabatan
1 Kosim HR. Pengarang
No Subyek
1 SASTRA - SYAIR
No Kata Kunci
-- data tidak ditemukan --
AsalIndonesia
BahasaIndonesia
JenisUmum
PenerbitBalai Pustaka
Kota TerbitJakarta
Tahun1978
Call Number808.888 (910.142) KOS s
Kolasi98 hlm.; 15 x 21 Cm.
Edisi-
BibliografiTidak Ada
IndeksTidak Ada
RelesaseYa
Jumlah Eks1
Kembali