Buku Jurnal Penelitian dan Komunikasi Pembangunan No. 42 ini berisi empat artikel ilmiah. Artikel pertama ditulis oleh Avianto Priyoutomo dan Suharyanto dengan judul artikel "Tanggapan Masyarakat Terhadap Siaran Radio di Yogyakarta". Tulisan ini menyajikan gambaran tanggapan masyarakat Yogyakarta terhadap produksi siaran radio, apakah telah bernuansa atau mengandung nilai-nilai khas budaya Jawa umumnya dan Yogyakarta khususnya. Berdasarkan hasil survey, ditemukan Acara budaya Jawa ternyata diminati oleh masyarakat sehingga berharap ada radio siaran khusus yang menyiarkan tentang budaya Jawa. Hadirnya radio yang mempunyai spesifikasi siaran semacam itu, diharapkan akan mampu menyelesaikan budaya Jawa dan mampu memperkenalkan budaya Jawa kepada masyarakat pendatang. Artikel kedua dipaparkan oleh Sudji Siswanto dengan judul "Peranan Surat Kabar dan Kyai dalam Pembentukan Opini Publik. Kasus Kerusuhan Pemilu 1997 di Kabupaten Sampang Madura, Jawa Timur". Makalah ini melaporkan hasil studi tentang proses pembentukan opini publik. Perhatian yang menjadi pertanyaan penelitian dengan peran surat kabar dalam proses pembentukan opini publik, proses perubahan dari opini publik dengan perilaku massa, dan persaingan dari peran antara surat kabar dan "Kyai" (elitagama) selama proses tersebut. Pemilu tahun 1997 di Sampang, madura (Jawa Timur) dipilih menjadi kasus. Dengan melakukan pengamatan (pers dan orang-orang) dan kedalaman-wawancara setelah pemilu peneliti menemukan bahwa surat kabar memainkan peran penting sebagai sumber informasi bagi masyarakat. Di sisi lain, orang-orang biasanya datang ke "Kyai" untuk mengisi kebutuhan mereka informasi penuh apapun dan saran. Temuan membuktikan bahwa model dua langkah aliran komunikasi masih kuat di kalangan masyarakat; "Kyai" memainkan peran penting sebagai perantara aliran informasi antara surat kabar dan orang-orang. Artikel ketiga dipaparkan oleh Tatang Supriatna, dengan judul "Difusi Ikan Jala Terapung". Dalam pemaparannya melaporkan bahwa hasil penelitian diskriptif mengenai proses difusi teknologi baru di bidang perikanan, yaitu dimulai ketika agen pembaharu mengintodusir inovasi sampai kepada anggota masyarakat yang menerima. Dalam proses tersebut ditemukan bahwa, inovasi yang disebarkan merupakan inovasi yang komplek, sehingga difusi yang mengandalkan pada pemberian rangsangan agar terjadi proses peniruan menyebabkan penerapan inovasi tersebut tidak diterima sebagaimana inovasi sebenarnya. Penyebaran aspek pengetahuan secara mendalam mengenai teknologi diperlukan untuk mengoptimalkan difusi inovasi budidaya ikan jala terapung. Sebagai penutup dari jurnal ini adalah Artikel keempat yang dipaparkan oleh : Heri Kristanto, dengan judul "Pola Komunikasi masyarakat di daerah Agraris. Kasus di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat (NTB)". Menurut Peneliti, terdapat temuan yang menunjukkan bahwa pola pemanfaatan media (Radio, TV dan Media Cetak) selain berfungsi sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang, juga mempunyai fungsi utama informatif. Pola komunikasi masyarakat desa Langsar tidak dapat dilepaskan dari struktur sosial dan pola hubungan sosial yang berlaku. Struktur yang berlaku diantaranya : adat atau ritus sosial, kelompok dan palepisan sosial. Pola hubungan sosial yang berlaku antara lain hubungan kekerabatan (Kinship), hubungan pertetanggaan, hubungan Patron-Klien. Jenis informasi yang merupakan kebutuhan penting bagi responden yaitu : informasi agama, pertanian, kesehatan, keamanan, keluarga, politik dan pendidikan. Sedangkan sumber informasi yang sering dipilih responden meliputi tetangga, tokoh agama, tokoh RT, petugas pemerintah dan PPL Pertanian. Selain itu besar responden berpotensi untuk mampu menyebarkan informasi kepada pihak lain atau tetangga. //yeni
