Buku ini dibagi dalam
empat bagian. Bagian Pertama, “Peletakan Dasar Pemikiran menyediakan dasar
untuk mempelajari komunikasi massa.
Kedua bab yang ada di dalamnya “Komunikasi Massa, Media dan Melek Budaya” dan
“Perkembangan Proses Komunikasi Massa” menjelaskan konsep-konsep penting dan
meletakkan asumsi dasar perpektif budaya pada komunikasi massa dengan fokus pada melek media. Bagian
Kedua, “Media, Media Industri, dan Khalayak Media” memasukkan bab tentang
teknologi media massa tersendiri, dan industri yang berkembang di sekitarnya –
Buku (Bab 3), “Surat Kabar” (Bab 4, “Majalah” (Bab 5), “Film” (Bab 6), “Radio,
Rekaman, dan Musik Populer” (Bab 7), “Televisi, TV Kabel, dan Video Mobile”
(Bab 8), “Video Game” (Bab 9), “Internet dan World Wide Web” (Bab 10). Semua
bab ini di buka dengan sejarah singkat setiap media dan diteruskan dengan
diskusi tentang media tersebut dan khalayaknya, ruang lingkup dan sifat media,
dan trend terbaru serta konvergensi dalam industri dan teknologi. Setiap bab
disimpulkan dengan suatu bagian tentang pengembangan ketrampilan melek media,
yang secara spesifik dihubungkan dengan media yang telah dibahas di bab
tersebut, dan mendorong untuk melakukan suatu tindakan dalam bentuk esai
Menghidupi Melek Media. Seluruh bab terdapatpemaparan yang tidak hanya berfokus pada industri dan teknologi, tetapi
juga pada isu-isu budaya dan interaksi antar budaya, media, dan khalayak.
Sebagai contoh, dalam Bab 10, kemajuan dalam teknologi digital dan jaringan komputer
di bahas dalam sudut pandang kemaqmpuan kita untuk mempertahankan kontrol
terhadap data personal dan privasi. Pembahasan tentang sensor terhadap buku
pada Bab 3 mengajak Anda untuk menantang komitmen pribadi mereka dalam hal
kebebasan berekspresi dan merefleksikan bagaimana komitmen tersebut turut
berbicara dalam keyakinan mereka akan demokrasi. Radio dan Musik Rock n’ Roll
dihubungkan dalam diskusi tentang relasi antarras di Amerika pada Bab 7. Bagian
Ketiga, “Industri Pendukung”, menggunakan pendekatan yang sama ke dalam dua
area yang berhubungan – hubungan masyarakat atau humas (Bab 11, Jilid 2) dan
periklanan (Bab 12 Jilid 2). Seperti pada bab-bab yang membahas media-media
secara apesifik, masing-masing bab ini dimulai dengan sejkarah singkat,
dilanjutkan dengan diskusi tentang khalayak, ruang lingkup industri, trend
terbaru tentang konvergensi, dan disimpulkan dengan pemaparan tentang petunjuk
dalam mengembangkan keterampilan pendidikan media yang relevan. Bagian Keempat,
“Mediasi Budaya melalui Media Massa dalam Era Informasi” menjelaskan beberapa
bidang penting. Bab 13 (jilid 2), Teori dan Efek Komunikasi Massa” menyediakan
pemaparan tentang sejarah singkat teori komunikasi massa, dan membandingkan serta mengevaluasi
teori utama dalam bidang ini. Kemudian bagian ini mengeksplorasi perdebatan
yang masih terus saja berlangsung dalam membicarakan efek media. Bab ini
memasukkannya ke dalam topik-topik seperti, media dan kekerasan; media dan
gender, serta stereotip ras/etnisitas; serta media dalam proses pemilu. Bab 14,
“Kebebasan Media, Regulasi, dan Etika” menyediakan pembahasan rinci tentang
“First Amandement”, yang berfokus kepada pemurnian interpretasi dan penberapan
yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun dalam menanggapi perubahan dalam
bidang teknologi dan buadaya. Bab ini menganalisis topik-topik senada dan
isu-isu seperti privasi, penggunaan kamera dalam ruang pengadilan, dan
perubahan definisi dari ketidakpatutan. Bab ini diakhiri dengan diskusi yang
lebih menyeluruh tentang etika media dan profesionalisme. Bab 15, “Media Global”,
melihat system media massa
di bagian dunia yang lain, dan mengakhirinya dengan diskusi tentang integritas
budaya lokal versus budaya imperialis. //yn
