Jurnal ini terdiri dari enam naskah/tulisan, tulisan pertama adalah penelitian Ali Murthada yang mengangkat topik kesiapan aparatur pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam melayani permintaan informasi publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi UU No. 14 Tahun 2008 terkait dengan keterbukaan informasi publik lebih maksimal pada instansi vertikal dibandingkan dengan instansi dilingkungan pemerintah daerah. Tulisan kedua oleh Arifuddin, merupakan sebuah studi implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Pada Instansi Pemerintah Propinsi Riau. Hasil penelitian menemukan bahwa sejak diberlakukannya Undang-undang tersebut, pemerintah Propinsi Riau telah mempersiapkan regulasi untuk penetapan PPID dan Pembentukan Komisi Informasi Daerah. Tulisan ketiga oleh Lisnawati Siregar dan Wan Anayati menjelaskan tentang bagaimana penggunaan teknologi komunikasi handphone terhadap perubahan perilaku di kalangan siswa SMP Swasta Namira Medan. Tulisan keempat oleh Mutiawati tentang Analisis Framing Pada Internet Sebagai Media Komunikasi Massa dan Analisis Komunikasi Antar Budaya pada Masyarakat kota Binjai. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pemberitaan yang dilakukan oleh media lebih cenderung sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan media/lembaga tersebut. Untuk menciptakan kesan netral dalam hal pemberitaan, maka analisis framing sangat diperlukan sebagai pembingkai berita sekaligus untuk menganalisis jenis berita yang disampaikan pada suatu media komunikasi massa. Tulisan kelima oleh Budiman tentang Pola Komunikasi Budaya Masyarakat Simeulue dalam Mengantisipasi Tsunami. Hasil penelitian bahwa kearifan lokal atau yang disebut budaya smong adalah sebuah model komunikasi budaya masyarakat simeuleu dalam bentuk komunikasi verbal yang bermakna untuk menyelamatkan diri segera kedataran tinggi ketika gempa mengerikan terjadi. Tulisan keenam oleh Parulian Sitompul tentang Pemetaan Media Tradisional di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Analisis SWOT. Penelitian tersebut mendistribusikan berbagai media tradisional yang ada di Propinsi Sumatra Utara yang terdiri dari 14 etnis/suku. hasil penelitian menunjukkan bahwa media tradisional memiliki nilai sejarah yang sangat berharga seiring dengan tumbuh kembangnya etnis/kesukuan didaerah. //Ir
