Pewartaan sebuah berita dengan konsep 5W (Who, What, When, Why, Where)+1H (How) tidak memberi ruang yang cukup luas kepada wartawan untuk bereksperimen dalam tulisannya. Mereka mencari bentuk penulisan lain agar pembaca tidak jenuh membaca berita yag disajikan secara kering. Jurnalisme Sastra (literary journalism) adalah salah satu bentuk pewartaan yang mampu menyampaikan berita kepada pembaca dengan lebih segar. Jurnalisme sastra memerlukan keteramilan teknis jurnalistik yang kuat maupun kemahiran berbahasa yang lentur, lincah dan renyah. Pembahasan dalam buku ini meliputi Jurnalisme baru dan jurnalime sastra, Pelaporan jurnalisme sastra, Empat alat jurnalisme sastra, Perkembangan jurnalisme sastra, Aturan jurnalisme sastra, jurnalisme naratif, Jurnalisme sastra di Indonesia, Feature sebagai Medium, Peran-peran feature. Melalui buku ini Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang seluk-beluk jurnalisme sastra, dari sejarah dan tokoh-tokohnya, cara menyusun sebuah berita, contoh tulisan para jurnalis dunia, sampai perkembangannya di Indonesia.//yn