Buku ini berupaya mendokumentasikan identitas kultural wong Banyumas asli yang terepresetasi dalam teks sastra. Buku ini hadir sebagai rujukan budaya tentang identitas yang genuin wong Banyumas, yang saat ini telah mengalami pergeseran. Pada sisi yang lain, buku ini ditulis sebagai sebuah upaya konservasi teks kearifan lokal Banyumas. Secara keseluruhan materi buku ini terbagi kedalam lima bab. Bab I Studi Pendahuluan: Identitas, Sastra, dan Reposisi Pembaca, pada bab ini akan dijelaskan beberapa definisi tentang identitas, antara lain menurut kamus bahasa Indonesia, menurut Giddens dalam Barker yang merumuskan identitas sebagai sesuatu yang kita pikirkan tentang diri sebagai pribadi bukanlah kumpulan sifat yang kita miliki, ataupun benda yang kita tunjuk. Dijelaskan pula tentang sastra yang pada gilirannya menjadi produk dari budaya masyarakat serta reposisi pembaca. Bab II Identitas Wong Banyumas, Estetika Resepsi, dan Sastra Berkearifan Lokal. Bab III tentang Identitas Wong Banyumas dalam Teks Sastra; Reinterpretasi Senyum Karyamin, akan dipaparkan tentang: Wong Banymas Cablaka; Wong Banyumas Sabar Lan Nrima; Wong Banyumas Berjiwa Ksatria; Wong Banyumas Cancudan; Resepsi pembaca Ideal; Resepsi Pembaca Riil. Bab IV tentang Konservasi Identitas Kebanyumasan, meliputi Diktum Kearifan Lokal Banyumas; Kearifan Lokal dan Pendidikan Karakter. Bab V Penutup. Penulis berharap buku ini dapat memberikan sumbangan berharga bagi mahasisiwa, para dosen, guru bahasa dan sastra Indonesia, dan semua pembaca yang peduli dengan persoalan budaya. //Ira