Buku ini akan menjelaskan secara singkat tentang jawaban yang seringkali muncul pertama kali seorang peneliti hermeneutik hendak mendesain penelitiannya. Buku ini tidak bermaksud membuat Anda membuang-buang waktu untuk penjelasan-penjelasannya yang tidak penting, terutama terkait dengan kutipan-kutipan panjang dan perdebatan-perdebatan yang tidak menghasilkan solusi, sebagaimana kita membaca sejumlah buku yang terbal. Pembasan Bab dua berisi asumsi dasar penelitian hermeneutik. Haruslah ada asumsi yang dijadikan sebagai titik tolak pembangun konsep hermeneutik sebelum penelitian tersebut dilaksanakan. Asumsi-asumsi dasar ini menjadi tempat berdiri bagi hermeneutik selanjutnya. Barang siapa tidak memahami asumsi dasar iniĀ dengan benar maka selamanya akan berdiri dalam kebingungan tentang hermeneutik. bab ketiga tentang desain dasar penelitian hermeneutik. Asumsi dasar itu memberikan batasan sekaligus ruang lingkup terhadap penelitian hermeneutika. Dengan begitu, asumsi dasar itu diperluas dalam model-model penelitian hermeneutik. Model-model inilah kiranya yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam proyek penelitian hermeneutik. Bab keempat berisi metode yang secara spesifik digunakan oleh para peneliti. Metode ini memiliki kekhasan bila dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya. Bab kelima mendiskusikan tentang objek hermeneutik yang digolongkan berdasarkan kekhasan yang dimiliki oleh objek tersebut. Bab keenam berisi praktik atas konsep-konsep teoritis dan metodologis sebagaimana diterangkan dalam bab-bab sebelumnya. Praktik ini akan memperlihatkan bagaimana operasionalisasi hermeneutik di lapangan akan menemukan hal-hal baru yang perlu dipecahkan sesuai dengan cara-cara yang dilakukan oleh hermeneutik. Bab ketujuh adalah penutup. Pada pokoknya berisi tentang masa depan hermeneutik dan bagaimana hermeneutik menghadapi persoalan yang muncul pada masa sekarang. Lampiran ditambahkan untuk memberikan data pendukung yang memadai untuk buku yang sederhana ini. //yn