Tantangan perpustakaan di era digital adalah perilaku pengguna perpustakaan yang semakin terbiasa dengan smartphone dan gadget. Alat elektronik berupa smartphone tersebut mampu memberikan berbagai informasi berupa tulisan, suara, gambar dan bahkan video secara mudah dan cepat. Alat elektronik itu mampu mengantarkan berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah dibaca. Itulah situasi generasi masa kini dalam memperoleh informasi dan yang menjadi tantangan bagi perpustakaan. Berhadapan dengan situasi tersebut perpustakaan-perpustakaan dapat memilih sebuah sikap, yaitu mengikuti perilaku generasi masa kini atau membiarkan keadaan tanpa memperdulikannya, dengan tetap menjadi perpustakaan konvensional dan tradisional. Pilihan untuk tidak peduli dapat menyebabkan perpustakaan ditinggalkan para penggunanya. Pilihan untuk mengikuti gaya hidup menerapkan berbagai teknologi informasi canggih kedalam perpustakaan. Situasi tersebut diangkat oleh tiga penulisan dalam Info Persadha edisi kali ini. Johanes Eka Priyatma dalam tulisan berjudul Perpustakaan 3.0: Perpustakaan Masa Depan dan Masa Depan Perpustakaan, menunjukkan bahwa jika perpustakaan tidak ingin ditinggalkan oleh penggunanya maka perpustakaan harus mulai berbenah diri mengemas informasi dalam bentuk digital serta menyediakan akses informasi yang didukung tersedianya Bandwidth yang memadai. Tulisan kedua memberikan penawaran lebih spesifik yaitu pemanfaatan teknologi SMS untuk keperluan pelayanan kepada pengguna perpustakaan. Tulisan ketiga mempertanyakan relevansi AACR karena sudah ada standar baru dalam deskripsi bibliografi yaitu Resource Description and Access (RDA). Info Persadha ini tetap menyajikan rubrik Resensi Buku, Berita Kegiatan Perpustakaan USD, Kontak Pembaca, dan Informasi Buku Baru di Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. // yeni