Jurnalisme akan menjadi mitos jika ia kehilangan makna denotatifnya, yaitu sebagai penyampai informasi dan author makna bagi khalayak. Dengan kata lain, jurnalisme akan menjadi mitos ketika ia berada di wilayah konotatif. Jurnalisme yang berfungsi sebagai penopang kekuasaan, penghasil bisnis, dan pemuas syahwat politik adalah pers dalam wujud mitos. Ia bukan lagi sebagai pilar keempat demokrasi, tetapi jurnalisme sebagai penghancur demokrasi. Buku ini mencoba menelaah jurnalisme secara detail. Fokus utamanya adalah dari sisi konten berita yang disajikan. Buku ini mengangkat berita yang dibenturkan dengan mitos, sehingga akan terlihat, berita mana yang benar-benar produk jurnalisme murni dan berita yang hanya sekedar mitos. Buku ini memuat dua bagian pembahasan yaitu bagian pertama akan membahas mitos dalam jurnalisme dan bagian kedua akan membahas jurnalisme sebagai mitos. //ir