"Sampai detik ini pun, aku tidak percaya jika akan dikurbankan!" Demikian ungkapan Letkol Untung, komandan pasukan Cakrabirawa, tokoh yang dituduh sebagai salah satu dalang utama penculikan dan pembantaian para jendral--yang dikenal sebagai pahlawan revolusi--ketika ditanya apa kata-kata terakhir, menjelang dieksekusi mati dihadapan regu tembak. Ungkapan Letkol untung, jelas merupakan ungkapan multi tafsir yang akan membuat impresi batin semua orang--yang membaca atau mendengarnya--bergejolah demi mengingat dan atau bertanya "Peristiwa apa yang sesungguhnya terjadi di penghujung tahun 1965. Sebuah peristiwa, yang notabene menjadi tonggak penting--sekaligus melukai eksistensi--sejarah bangsa ini. Peristiwa apa yang sesungguhnya terjadi di penghujung tahun 1965 itu, agaknya akan menjadi suatu isu, gunjingan, rumor yang tidak habis-habisnya ditafsir oleh seluruh rakyat bangsa ini. Apalagi jika jelang akhir bulan September dan bulan Oktober tiba, isu, gunjingan, rumor, kembali menggejala dimana-mana. Di setiap wilayah, di setiap daerah, kecamatan sampai desa dan dusun-dusun terkecil dan terpencil bahkan erwe dan erte di seluruh wilayah republik ini, mempunyai isunya sendiri, rumornya sendiri, yang menggema bersama pahit-manis dan getirnya gunjingan akan kenangan itu. //ir