Empat puluh persen kisah dalam novel ini adalah nyata, penulis sendiri ikut bermain dalam salah satu karakter di novel ini. Untuk tokoh Rafa, penulis mewawancarai sahabatnya yang memang menjadi inspirasi dan targetnya demi menjadi karakter Rafa. Sinopsis novel ini: Malam
kian larut, mengisahkan lalu-lalang orang yang makin kalut. Kau tetap tenang
dalam diammu, menikmati alunan klasik yang merangkak di dinding krem kafe. Dari
bingkai kacamataku yang melirikmu dalam bisu, aku melihatmu ketika keramaian
menenggelamkanku dan menyentuhmu saat sejuta alasan sudah kugenggam. Rasa itu
membuncah. Matamu tetap memaku, tidak beranjak, mengisahkan beribu kisah
bimbang. Dan kau menepuk pundakku pelan, memilin ujung rambutku dengan
jahilnya, lalu kau berikan tatapan jenaka itu. Matamu menawariku sebongkah rasa
untuk dijajaki. Tatapanmu mengajakku menimbang perasaan masing-masing,
bertanya-tanya tentang harapan yang tak kunjung pasti. Lalu tanya itu
menyeruak; apakah kita mampu saling mencintai lebih dari ini? Kau tanyakan hal
yang mengejutkan relung hatiku,akankah kita mampu mencintai lebih dari ini? Kau
tanyakan hal yang menguji sebongkah rasa di hati masing-masing, mencintai lebih
dari ini? Kau tanyakan hal yang mampu mengubah kita berdua selamanya, lebih dari ini? Kau
tanyakan hal tentang kita, more than this.
//ir