Buku ini memuat hanya dua jenis folklor dari berbagai jenis folklor yang ada, yakni folklor ungkapan dan cerita prosa. Folklor ungkapan lisan sering diucapkan orang pada upacara adat, atau saat berbincang-bincang, saat melakukan kritik atau nasehat kepada orang kedua atau ketiga. Isi ungkapan folklor lisan yang tertulis dalam buku ini tampak merupakan nasihat, kiasan, cerita, atau kritik tajam.Sering diucapkan dalam musyawarah adat saat merancang kinerja adat kolektif satu marga atau warga sedesa. Pengucapan ini merupakan legalisasi usul dan saran, bahkan merupakan perwujudan demokrasi Batak. Folklor menjadi simbol demokrasi Batak. Sementara itu cerita prosa rakyat merupakanfolklor yang mengungkapkan kejadian nyata, atau cerita berbasis pengalaman yang anonim, tetapi berkembang luas ditengah masyarakat yang mengandung teladan, nasehat, dan juga larangan. Buku ini disampaikan dengan menggunakan dua bahasa, yaitu Batak dan Indonesia. //ir