Psikologi Raos merupakan pengilmiahan ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang dinamai Kaweruh Jiwa. Kaweruh adalah reaksi subjek yang weruh (tahu) terhadap objek yang di-weruhi (diketahui). Apapun jenis objek yang diketahui tidak akan pernah dapat mempengaruhi subjek yang tahu karena sesungguhnya subjek telah memiliki pengetahuan dasar tentang apa itu alam semesta. Sesungguhnya sebuah teori membutuhkan kritik (baca, teori kritik). Dasar pemikiran yang menjadi titik tolaknya adalah anggapan bahwa ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu-ilmu sosial pada khususnya baru akan berhasil sepenuhnya dalam penerapannya apabila ia sudah diterima dan diintegrasikan dalam sistem budaya dimana dia diterapkan. Tanpa integrasi ilmu pengetahuan dengan kebudayaan yang menerimanya, maka muncul gejala disintegrasi antara pengetahuan ilmiah dan sikap ilmiah (Kleden, 1987). Kritik diperlukan, sebab pengerjaan dan upaya menumbuhkan ilmu sosial bukanlah hal yang mudah. Dalam hal ini, upaya saintifikasi Kaweruh Jiwa ke dalam Psikologi Raos juga bukanlah hal yang mudah. Kelemahan-kelemahan dalam transliterasi, dari bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia, merupakan salah satu kendala tersendiri (pokok ini akan diulas pada bagian terakhir buku ini). Sehingga penyempurnaan-penyempurnaan lanjutan diperlukan agar Psikologi Raos secara teoritik mendekati sempurna. //yn
