Dalam buku ini penulis mencoba mengorganisasikan pembahasan teori sosial dimulai dengan posisi teori sosial dalam melihat realitas kehidupan. Bagian Pertama dari buku ini mengajak Anda untuk memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki kapasitas untuk bisa menarik manfaat teori-teori sosial. Teori sosial adalah jendela melihat realitas dunia, orang akan dapat menghimpun dan memaknai informasi secara sistematik bukan saja untuk menyumbang pengembangan teori, tetapi lebih penting lagi adalah untuk memecahkan persoalan dan untuk tujuan keberhasilan mengarungi pergumulan kehidupan. Pada bagian kedua, digambarkan perspektif yang berangkat dari asumsi-asumsi sosial dalam menjelaskan relasi “manusia dalam masyarakat” yaitu teori-teori struktural fungsional. Konteks sosial yang mendasari munculnya perspektif ini dibahas dengan diikuti oleh pembahasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diangkat perspektif ini. Pada bagian ketiga, masih memasuki wilayah teori sosiologi yang berangkat dari asumsi sistem sosial dalam menjelaskan relasi “manusia dalam masyarakat”. Kali ini dipaparkan perspektif yang mencoba memberi kritik atas teori-teori struktural fungsional, yakni teori struktural konflik. Pembaca diajak untuk menelusuri perspektif yang memandang tugas sosiologi sebagai pemberdayaan dan pembebasan ini, mulai dari asumsi yang mendasari, cara mereka melihat domain teori sosial sebagai memasuki wilayah body atau mind, serta memasuki berbagai dimensi kehidupan manusia seperti perkembangan kapitalisme, pelapasan masyarakat, kondisi-kondisi sosial yang menjadi penyebab terjadinya praktik aliensi. Pada bagian keempat, bagian terakhir dari buku ini, pembaca diajak untuk memasuki tradisi yang belakangan semakin popular dalam perkembangan teori sosiologi, yaitu perspektif konstruksionis. Perspektif ini menempatkan Max Weber sebagai sumber eksemplarnya. Oleh karena itu, pembaca diajak terlebih dahulu pada bagian ini untuk lebih dekat dengan Weber, Bagaimana pemikir ini memandang pemilahan body and mind, cara memberikan makna terhadap fenomena kapitalisme, stratifikasi sosial, kelas maupun kekuasaan.//yn
