Manusia adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat menanggalkannya kemudian memperbincangkannya sebagai peninjau atau penilik objektif. Kebudayaan meliputi segala segi dan aspek dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Setiap hari manusia mempergunakan ataupun menyalahgunakannya. Kebudayaan bukanlah suatu substansi terlepas dari pribadi-pribadi yang dapat di kupas dan di ulas sebagai objek fisik saja. Terdapatlah suatu cabang ilmu yang bertujuan untuk mempelajari, melukis dan menguraikan kebudayaan secara khusus, yaitu antropologi budaya, kulturologi. Sebenarnya ilmu tersebut masuk ilmu pengetahuan ideografis, mampu melukis, membuat analisis dan sintesis, tetapi tidak berwenang untuk menetapkan kaidah, norma dan pedoman. Dalam hal menetapkan asas tujuan makhluk insani dan menertibkannya dalam keseluruhan adalah tugas filsafat. Ilmu kebudayaan mengumpulkan fakta dan cara pelaksanaannya, mengambil darinya keseragaman dan perbedaan, menetapkan hukum empiris, dan secara induktif menyusun definisi kebudayaan. Filsafat kebudayaan menguji definisi tersebut pada taraf metafisis menurut norma transenden. Ilmu kebudayaan mempelajari peristiwa dan bentuk kebudayaan yang terdapat pada kesatuan sosial yang berbeda-beda menurut batasan ruang dan waktu. Filsafat kebudayaan mendekati hakekat kebudayaan sebagai sifat esensi manusia yang untuk sebagian mengatasi ruang dan waktu empiris, dimensi sejarah, dan setempat. Filsafat kebudayaan memandang kebudayaan dari segi realisasi kemanusiaan. //yeni
