Buku ini memberikan fakta-fakta menarik bagaimana pemerintah Hindia Belanda menjalankan politik film dengan cara mempertajam dan mengarahkan gunting sensornya secara serampangan, asal-asalan, tanpa aturan yang mengbiri film pada saat pertumbuhannya. Bahkan seorang anggota Komisi Sensor Film saat itu dapat melakukan penensoran tanpa harus menunggu keluarnya surat perintah. Carut-marut terjadi hanya lantaran rasa malu dan takut pemerintah terhadap pencitraan orang Barat yang akan terlihat buruk di mata pribumi. Buku ini dapat memberikan pemahaman yang utuh mengenai latar-belakang politik film di Hindia Belanda dan cukup kuat sebagai bahan refleksi politik film masa kini, khususnya dalam hal kelayakan, sensor, pengguntingan, dan lain sebagainya.//yn