Fenomenologi, termasuk “Fenomenologi Komunikasi” yang ditulis oleh Alex Sobur dalam buku ini-paling tidak-dapat menggambarkan sebuah sejarah filsafat atau Gerakan filosofis yang paling signifikan dari abad ke-20. Buku ini menampilkan gagasan-gagasan fenomenologi awal Husserl sejak permulaan abad ke-20 sampai Luckman yang dianggap mutakhir. Perkembangan fenomenologi sedemikian popular sehingga mendapat reaksi yang terus berubah dan diubah, berkembang dan dikembangkan, dalam penelitian-penilitian ilmu sosial, termasuk bidang sosiologi, psikologi, psikologi sosial, pendidikan, ilmu Kesehatan, dan ilmu komunikasi. Fenomenologi dapat dikatakan sebagai sebuah “ideologi” baru dalam penelitian ilmu sosial yang mampu dijadikan sebagai pendasaran atas hampir semua mazhab pemikiran ilmu sosial. Dari sudut pandang ni, Langkah kea rah penerapan fenomenologi sebagai metode kualitatif dalam penelitian sosial terus “diperbaiki” melalui konstruksionisme sosial dari Berger dan Luckman, atau interaksionalisme sosial dari Blumer, dan lain-lain. Pada aras inilah dapat dikatakan bahwa tidaklah mengherankan jika pada umumnya para ilmuwan sosial, terutama sosiologi, antropologi, psikologi, dan kini ilmu komunikasi, memandang fenomenologi “sebatas” dijadikan sebagai salah satu jenis metode penelitian kualitatif. Bahkan, ilmu komunikasi menjadikan fenomenologi sebagai salah satu dari tujuh tradisi perspektif teoretis ilmu komunikasi. Artinya, disiplin ini menjadikan fenomenologi sebagai sumber inspirasi pengembangan teori-teori komunikasi (Craig,2007).//yn