Buku ini mengungkapkan fenomena politisi dan birokrat dalam berkomunikasi dan bagaimana mereka mengemas strategi untuk mencapai tujuan berpolitik yang sering mengabaikan etika berkomunikasi. Di tengah banjirnya politisi dan langkanya negarawan, buku ini memberikan inspirasi dan pencerahan. Komunikasi adalah energi bagi tumbuhnya kebaikan dan kemaslahatan dalam dunia politik dan biurokrasi. Komunikasi mendorong dialog yang kritis dan mencerdaskan. Penulis menguraikan beberapa perspektif teoretis terhadap komunikasi politik dalam bagian pertama (Pendahuluan) buku ini. Penulis menggunakan pendekatan yang bersifat eklektif, mulai dari pendekatan longgar seperti deskriptif, naratif, normative-religius hingga yang bersifat sistemik/fungsional (termasuk groupthink), hingga pendekatan (fenomenologi, interaksi simbolik, dramaturgis).//yn