Memang terdengar sedikit kuno, dan tentunya tidak ada yang special dari kata-kata ini. Tapi itulah aku. Seseorang yang masih saja memanfaatkan pena untuk menulis, mengungkapkan seluruh isi hati dan pikiran di selembar kertas. Aku hanya ingin mengingat dan mencatat semua isi kepala untuk kemudian aku jadikan bahan renungan. Cinta yang kita rasa tak pernah sejalan. Aku menanti hangatnya mentari, kamu menanti sejuknya hujan. Aku mengejar dinginnya pagi, kamu mengharap hangatnya senja. Apa ini yang kita sebut cinta? Bukankah seharusnya cinta dapat menyatukan perbedaan ini? Kita memang tidak akan pernah sama. Karena apa yang aku sebut cinta, kamu menyebutnya sebagai derita.//yn