Membaca nyaring melibatkan pengucapan, penglihatan, pendengaran, memori, sikap penampilan, ekspresi wajah/penjiwaan, penghayatan, dan gerak-gerak anggota badan. Pengucapan untuk menyuarakan bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat. Penglihatan untuk berkomunikasi mata yang tepat. Pendengaran untuk menangkap suara yang baik. Memori digunakan untuk berpikir cerdas. Sikap penampilan digunakan untuk membentuk penampilan yang tepat. Ekspresi wajah/penjiwaan harus mencerminkan makna teks yang dibaca. Penghayatan sebagai bentuk kepekaan dalam menampakkan suasana yang dirasakan dalam teks yang dibaca. Gerak-gerak anggota badan mendukung makna dan suasana teks yang dibaca. Penulis telah memaparkan hal tersebut diatas dalam buku ini, bahkan paparan dilengkapai dengan berbagai contoh membaca teknik. Contoh membaca teknik, diantaranya: membaca teks Proklamasi, teks Pancasila, teks Pembukaan UUD 1945, teks Sumpah Pemuda, Surat Keputusan, Pengumuman, teks berita, teks biografi/kisah, Dwisatya/Trisatya, teks Dasadarma Pramuka, teks Urutan Acara, dan teks Doa. Disajikan pula contoh membaca indah, seperti: membaca cerpen, teks drama, dongeng, legenda, dan membaca puisi.//yn