Sebagai institusi yang memproduksi makna, ada bingkai halus namun begitu kukuh melingkari liputan media massa menyangkut fenomena Timor Timur yang harus diterima sebagai kenyataan politik yang tak bisa diingkari kehadirannya. Senyatanya wacana yang berkembang, ketika kita menyimak reportase jurnalistik, ada sesuatu yang bertarung secara keras didalam jati dirinya. Semua institusi media massa, khususnya yang disimak melalui kajian ini, umumnya menyeruakan semangat demokratisasi dalam reportasenya mengenai jejak pendapat Timor Timur, dengan konteks, kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu biarlah Timor Timur menentukan sendiri nasibnya, berintegrasi atau merdeka sebagai satu negara. Ini membuktikan, sesungguhnya angin demokrasi memang berhembus kencang dalam profesi jurnalistik. Tapi apakah liputan itu dilakukan sesuai kriteria professional yang standar, itulah soalnya. Demikian pula ketika tiba-tiba fenomena politik di Timor Timur menyinggung martabat dan kadar nasionalisme, maka kegamangan professional mencuat tajam.//yn
