Bibit perselisihan antara Pandawa dan Kurawa dimulai sejak
orang tua mereka masih sama-sama muda. Pandu, ayah para Pandawa suatu hari
membawa pulang tiga orang putri dari tiga negara, bernama Kunti, Gendari, dan
Madrim. Salah satu dari mereka dipersembahkan kepada Destarata, kakaknya yang
buta. Destarata memilih ketiga putri itu yang dengan cara mengangkat satu per
satu, terpilih lah Gendari yang mempunyai bobot paling berat. Destarata
berpikir bahwa kelak Gendari akan mempunyai banyak anak, sama seperti impian
Destarata. Hal ini membuat tersinggung putri dari Kerajaan Plasajenar itu
tersinggung dan sakit hati. Gendari merasa ia tak lebih dari piala bergilir. Ia
pun bersumpah keturunannya kelak akan menjadi musuh bebuyutan anak-anak Pandu.
Antara lain usaha usaha pembunuhan Pandawa dalam istana yang terbakar, sampai perebutan
kerajaan Amarta melalui permainan dadu. Akibat kekalahan dalam perjudian
tersebut, para Pandawa harus menjalani hukuman pengasingan di Hutan Kamiyaka
selama 12 tahun, ditambah dengan setahun menyamar sebagai rakyat jelata di
Kerajaan Wirata. Namun setelah masa hukuman berakhir, para Kurawa menolah
mengembalikan hak-hak para Pandawa. Sebenarnya Yudhistira (Saudara sulung dari
Pandhawa) hanya menginginkan 5 desa saja untuk dikembalikan ke Pandawa bukan
keseluruhan wilayah kerajaan. Tetapi kurawa tidak sudi memberikan satu jengkal
tanah pun ke Pandawa. Akhirnya keputusan diambil lewat perang Baratayuda yang
tidak dapat dihindari lagi. //ir