Mungkin kita sering membandingkan diri dan merasa tidak
seberuntung orang lain. Mungkin kesulitan, kepahitan, dan kegagalan
bertubi-tubi. Ya! Dunia memang tidak adil. Tetapi, kabar baiknya adalah setiap
dari kita berhak atas masa depan yang lebih baik.
Status sosial, harta kekayaan, dan latar
belakang keluarga bukanlah segalanya. Orang tua saya lahir di kota kecil di
Sumatera Utara dan tidak sekolah tinggi. Saya pulang sekolah pun dijemput ibu
naik bajaj, bukan mobil pribadi. Tetapi, itu bukan berarti saya kehilangan hak
untuk berprestasi di sekolah, menjadi seorang penulis, berteman dengan
orang-orang besar dan menuntut ilmu di luar negeri. Buku ini dapat dibaca
sebagai seni mengambil keputusan, dianggap sebagai teman seperjalanan yang
sama-sama salah melangkah dan gagal serta keyakinan bahwa dalam hidup ini,
tidak ada yang namanya kebetulan. //ir