Buku ini memberikan contoh konkret dan pengertian sederhana tentang literasi visual yang mungkin masih asing bagi kita. Tapi itu penting karena kita melakukan pendokumentasian secara visual yang didalamnya ada sebuah bahasa. Semakin kita mengerti visual literasi, semakin kita pandai berkomunikasi, dan kekuatan visual bisa membawa pada sebuah perubahan. Dengan bahasa yang lugas, buku ini mengajak kita memberi makna lebih pada sebuah karya fotografi-bukan semata ‘lukisan cahaya’ yang kemudian berseliweran menjadi file-file pengundang likes dan comments di media sosial yang semakin riuh. Tidak banyak buku-buku di Indonesia yang mengulas pemahaman dasar literasi visual; pun cara ‘membaca’ sebuah karya foto dan perkembangannya, baik dari sisi semiotika, etika, maupun kajian budaya visual (visual culture) dengan gaya penulisan yang menyenangkan dan mudah dipahami bahkan bagi mereka yang masih awam. Di buku ini, seorang Taufan Wijaya cukup sukses mengemas pendekatan-pendekatan tersebut dan layak untuk menjadi salah satu acuan referensi agar lebih ‘melek’ visual.//yn