Journalism mass media tentang framing ditandai oleh ketidakjelasan teoretis dan empiris. Ini Sebagian disebabkan oleh kurangnya model teoretis yang umum dibagikan yang mendasari membingkai “rhetorical communication” dan “rhetorical effects’. “Masalah kerangka konseptual” rhetoric (see: with acts of verbal persuasion) diterjemahkan menjadi masalah operasional, batasan komparabilitas instrumen dan hasil” communicative possibilities (see: achievesspecial rhetorical effects). “Dalam tulisan ini penulis mensistamisasikan pendekatan terfragmentasi untuk membingkai dalam komunikasi politik dan mengintegrasikannya menjadi model yang komprehensif. Pendekatan journalism atau journalism teori sebelumnya, untuk membingkai penelitian sepanjang dua dimensi jenis bingkai yang diperiksa (bingkai media vs. audiens frame) dan cara frame dioperasionalkan (variable independent atau tergantung variable terikat. Journalism metode untuk mengembangkan model komunikasi jurnalisme pada proses pembingkaian, mengidentifikasi keywords media dan komunikasi sebagai budaya terapan dalam sinyal Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dengan menggunakan pendekatan metode pembelajaran journalism ICT ‘information Communication Technology’ frameworks dalam proses utama yang harus ditangani dalam penelitian masa depan: pembangunan bingkai, pengaturan bingkai, individu tingkat proses pembingkaian, dan umpan balik dari audiens ke jurnalistik, dengan Journalism Masyarakat & Masyarakat Journalism ‘(MM)’ disebut Journalism Society & Society Journalism ‘JSSJ’.//yn