Indonesia dikenal sebagai
negara agraris karena pertanian merupakan salah satu sektor kunci perekonomian
di Indonesia. Salah satu hasil tani yang diminati di pasaran dunia adalah
tembakau. Tembakau “srinthil” merupakan tembakau berkualitas dan berdaya jual
tinggi yang dihasilkan oleh petani di Desa Legoksari, Kabupaten Temanggung.
Bagi petani tembakau “srinthil”, tembakau bukan hanya sebagai komoditi utama
mereka tetapi alat untuk menjaga tradisi upacara adat yang diturunkan oleh para
leluhur. Tembakau “srinthil” menjadi bagian penting dari kehidupan spiritual
karena dianggap sebagai penyeimbang antara manusia dengan alam dan Tuhannya.
Program dokumenter televisi “Mendulang Permata di Lereng Sumbing” bertujuan
memberi informasi secara lebih dalam kepada masyarakat untuk melihat kehidupan
para petani tembakau “srinthil” Desa Legoksari. Dalam penulisan naskah program
dokumenter ini penulis menggunakan gaya observasional. Penulis memposisikan
diri sebagai observator dimana adegan dalam naskah dokumenter benar-benar
natural dan tidak dibuat-buat. Dengan gaya observasional dalam dokumenter ini
dapat menciptakan kedekatan antara penonton dan subjek. Program dokumenter
“Mendulang Permata di Lereng Sumbing” dikemas dengan durasi 30 menit 40 detik
yang terbagi dalam 4 sequence yaitu: (1) Desa Legoksari dan Petani Tembakau
Srinthilnya, (2) Ritual Adat Petani Tembakau Srinthil, (3) Tanam Tembakau, (4)
Perdagangan Tembakau dan Pesan dari Petani. Program ini merupakan program
prototype sehingga data maupun foto yang ditampilkan merupakan hasil riset
berupa wawancara dan observasi penulis.//ir