Penciptaan karya
produksi feature televisi “Kampoeng
Pendekar”, penulis berprofesi sebagai sutradara yang menekankan pada type shot dan camera angle dalam pengambilan gambar. Program yang membahas
mengenai budaya pendekar yang diterapkan sebagai wisata dengan konsep unik
bernuansa tahun 1650 Era Amangkurat 1 Mataram Baru. Hal ini menunjukkan bahwa
pemuda-pemudi daerah setempat masih ingin melestarikan budaya yang ada yaitu
pendekar dan merupakan metode baru sebagai pengenalan budaya yang ada. Dikemas
dalam format feature dan berdurasi 15
menit, dengan target audience 15-25
tahun. Program feature ini mengangkat
topik pendekar. Tujuan pembuatan skripsi ini adalah penulis ingin menciptakan
program feature yang memiliki
informasi dan hiburan untuk penontonnya. Pada pembuatan karya feature
ini, digunakan beberapa acuan, yaitu Ragam Indonesia, Indonesia Bagus dan
Jejak Petualang. Type Shot yang
diambil oleh penulis adalah Long Shot Pasar
di Kampoeng Pendekar, Full Shot Para
Pendekar, Knee Shot Pengunjung lagi
selfie, Medium Shot transaksi penjual
dan pembeli, Medium Close Up pendekar
memainkan angklung, Close Up wawancara
founder, dan Extreme Close Up kepeng. Penulis menekankan pada angle Camera yaitu High Angle pada pengambilan gambar lesung, Eye Level pada wawancara founder
dan Low Angle pada pengambilan
gambar para pendekar. Analisis dan Sintesis karya program “Kampoeng Pendekar”
ini menggunakan metode prototype yaitu
bahan yang digunakan sebagai analisis karya merupakan foto yang telah ada, atau
sudah dimiliki yang diambil pada saat riset lokasi dan metode ini tidak melalui
produksi shooting. Melalui teori tersebut diharapkan penonton akan dapat
mengambil informasi dari apa yang disuguhkan dalam feature ini.//ir