Pada karya penciptaan yang
berjudul Penciptaan Game 2D Side Scrolling “Serangan Gerilya” ini
dilatarbelakangi karena generasi saat ini tidak terlalu mengingat
peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi sesudah kemerdekaan Republik
Indonesia. Game ini ditujukan sebagai
media edukasi atau pembelajaran untuk mengingatkan masyarakat khususnya para
remaja tentang peristiwa bersejarah di masa lampau ketika Rakyat Indonesia
berjuang mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berbagai cara.
Salah satunya melakukan serangan secara sembunyi-sembunyi. Maka dari itu
dibuatlah game Serangan Gerilya Game ini bergenre 2D Side Scrolling
yang ditujukan sebagai media edukasi atau pembelajaran untuk mengingatkan
masyarakat khususnya para remaja. Hal ini di buktikan dengan hasil penelitian game
edukasi yang berjudul “Game Edukasi untuk Pembelajaran Sejarah Kemerdekaan
Indonesia” pada tahun 2013 bahwa sebanyak 86,25% siswa memperoleh tambahan
ilmu pengetahuan setelah bermain game dan didukung oleh pernyataan guru
bersangkutan yang menyatakan bahwa game ini dapat membantu siswa dalam
mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia. Terdapat 3 level dan disetiap level
mempunyai latar tempat, waktu, suasana yang berbeda. Pada level 1 berlatar
tempat di Tugu pada siang hari, pada level 2 berlatar tempat di Benteng Vredeburg
pada sore hari, pada level 3 berlatar tempat di Bank Indonesia pada malam hari.
Rintangan akan semakin sulit seiring dengan bertambahnya setiap stage.
Kemudian produksi dilanjutkan dengan pembuatan asset visual dan audio.
Lalu pada pasca produksi dilakukan edittingasset sehingga siap
digunakan. Setelah semua asset siap, dilanjutkan programming
sehingga gamenya bias dimainkan. Kesimpulan dari game Serangan
Gerilya yaitu game ini merupakan game kategori side scrolling
yang memiliki latar belakang sejarah serangan umum 1 Maret yang terjadi di
Yogyakarta. Aturan permainannya harus menyelesaikan misi dengan cara melewati
setiap stage dan obstacle tanpa terbunuh. Game ini diharapkan
mampu meningkatkan kemampuan player
untuk dapat berpikir secara kritis dalam memainkannya, sehingga tidak
semata-mata hanya bermain.//ir