Dokumenter televisi
Indonesia Bagus “Gajah Sumatera” ini merupakan program dokumenter yang diangkat
dari kisah-kisah pengalaman nyata para anak muda yang rela melepaskan peluang
karir untuk menjadi mahout (perawat gajah). Penggunaan satu lensa, wawancara
yang hanya menggunakan satu shot, dan kurangnya penggunaan tipe shot serta
pergerakan gambar yang kurang tepat sering kali terjadi pada karya dokumenter,
hal ini membuat karya kurang bervariasi sehingga menimbulkan kebosanan kepada
penonton. Oleh karena itu, analisis ini bertujuan untuk mengetahui penerapan
variasi shot dalam program dokumenter Indonesia Bagus “Gajah Sumatera”. Dalam
menganalisis menggunakan metode quizioner dan analisis pribadi dengan membedah
tiap scene. Melalui data analisis dari 12 scene yang ada, sebanyak 50% dari 12
responden menyatakan bahwa adanya penerapan simple shot, 58,3% dari 12
responden menyatakan bahwa Complex shot sudah diterapkan dalam dokumenter
tersebut. Sedangkan untuk penerapan Developing shot sebanyak 41,7% dari 12
responden. Melalui data quizioner sebanyak 83,3% responden mengatakan sangat
setuju jika penerapan variasi shot sudah diterapkan pada dokumenter tersebut
dan 66,7% responden mengatakan sangat setuju tentang pengambilan gambar variasi
shot. Dari karya dokumenter tersebut telah menerapkan teknik variasi shot yang
terdiri dari simple shot, complex shot, dan developing shot.//ir