Wayang pada saat ini mulai banyak yang tidak menyukai khususnya kaum millenials. Berbeda dengan pada masa Sunan Kalijaga wayang yang berfungsi sebagai hiburan dan media syiar yang bisa dinikmati semua kalangan. Salah satu faktor Wayang mulai ditinggalkan adalah kurangnya kesadaran diri terhadap budaya lokal. Hal tersebut menjadikan penulis  berkeinginan untuk membagi cerita kepada penonton dengan kemasan tayangan program dokumenter televisi yang fokus pada animasi dan grafis. Penulis selaku Produser memilih Kekayaan Nusantara sebagai nama program, untuk mengisyaratkan tayangan yang akan kami sajikan akan seputar peninggalan sejarah di Indonesia dengan menerapkan SOP (Standart Operating Procedure) televisi yakni dari pra hingga pasca produksi. Karya dokumenter ini diharapkan menjadi tayangan edukatif, informatif, serta menarik untuk penonton dengan pengemasan yang bagus serta berkualitas yang tidak boleh terlewatkan. Serta dapat memberi motivasi dan wawasan kepada millenials tentang budaya lokal.//yn

Sumbangan dari alumni STMM lulus Tahun 2020, an. Winda Arianti Melantika, PS. Manarita, skripsi diterima tanggal 17-07-2020, sebanyak 1 eksemplar