Pada skripsi penciptaan karya produksi ini, penulis membahas tentang pasangan menikah beda agama yang terjadi di Indonesia dan kerap kali menuai kontroversi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya pernikahan beda agama ini terjadi. Akibatnya sering ditemukan perundungan terhadap mereka yang melakukan pernikahan ini. Penulis sebagai produser dalam karya ini mengambil judul Jurnalisme Etnografi pada Penciptaan Program Dokumenter Televisi “Merangkai Bhineka edisi “Dua Doa”. Jurnalisme etnografi digunakan dalam dokumenter ini bertujuan agar narasumber dapat lebih terbuka sehingga menghasilkan visual yang penuh ekspresi dan penonton bisa berempati terhadap pelaku pernikahan beda agama. Jurnalisme etnografi dimulai ketika mengonsep ide, selanjutnya berkembang menjadi sinopsis dan treatment pada tahapan pra produksi. Hingga wawancara ketika produksi dilakukan. Jurnalisme etnografi dalam dokumenter ini berupa observasi partisipan dan pengamatan perilaku narasumber. Namun karena kondisi pandemi, penciptaan karya dibatasi pada konsep pra produksi. Menurut teori Hermann, penulis telah menerapkan ketiga konsep jurnalisme etnografi, yaitu epistemik, strategis dan gaya bahasa. Buktinya terlihat pada ide, sinopsis dan treatment yang telah penulis buat. Pengamatan perilaku yang penulis lakukan diharapkan menjadikan visual ketika produksi kelak lebih dramatis. Kemudian pada akhirnya menjadikan karya dokumenter ini autentik dan sarat nilai toleransi. Skripsi penciptaan karya produksi ini menghasilkan konsep pra produksi dokumenter televisi dengan jurnalisme etnografi.//yn