Sejak era revolusi industri (1750-1850), pers turut menjadi industri dan berita adalah produk utamanya. Berita yang beredar di masyarakat, semua tidak luput dari peran pencari beritanya, yaitu wartawan. Pada tahun 1998, peran wartawan berada pada puncak perannya di Indonesia, bahkan dikatakan sebagai ratu dunia. Apa saja kata wartawan, mempengaruhi pembaca koran. Jika wartawan memuji, dunia ikut memuji, jika wartawan mencaci, dunia ikut mencaci. Namun di era digitalisasi media seperti sekarang (2020), wartawan tidak hanya bertugas mengabarkan seperti dahulu, tetapi harus bersanding dengan tuntutan media, hati nuraninya, bahkan tidak bisa lari dari urusan ‘persaingan antar media’ meskipun itu rekan kerja sendiri. Dari latar belakang inilah, penulis sebagai produser kemudian menciptakan karya produksi dengan metode kualitatif (bersifat deskriptif, analisis, dan memanfaatkan teori untuk pemandu agar fokus penelitian sesuai fakta di lapangan), yaitu dengan konsentrasi pengembangan ide. Tujuan dari karya skripsi ini adalah mengangkat kisah dinamika wartawan ini ke dalam bentuk dokumenter. Karya dokumenter ini disajikan dengan jenis dokumenter buku harian atau diary film. Pengembangan ide diaplikasikan dengan memodifikasi jumlah sudut pandang penutur, yang seharusnya hanya 1 tokoh, menjadi lebih dari 1 tokoh. Hasil dari penelitian ini adalah tayangan dokumenter berdurasi 28 menit dengan 4 tokoh wartawan yaitu Adam, Bayu, Agus, dan Gart. Penerapan 4 sudut pandang dengan menggunakan narasi secara langsung dari narasumber dapat memperjelas peristiwa yang terekam dalam video. Kesimpulan karya ini adalah mengungkap adanya suatu kenyataan di sekitar kita yang mungkin tidak disadari.//yn