Kebakaran menjadi bencana alam yang sangat sering terjadi di Indonesia khususnya Kalimantan dan Sumatera (Lusia Arumingtyas, 2019:15). Luas lahan terbakar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 857 ribu hektare (ha) yang teridentifikasi dari Januari hingga September 2019. Berdasarkan data BPS (2020), dampak industri perkebunan penghasil devisa terbesar, yakni 239 trilyun. Sawit adalah penghasil devisa nomor 1 dari 10 devisa terbesar Indonesia. Lalu, siapa yang disejahterakan dari keuntungan ekspor sawit terbesar di dunia ini? Jelas rakyat Indonesia. Rakyat yang mana? Jika dirumuskan dalam latar belakang masalah, bagaimana dengan rakyat yang menguras hidupnya di perkebunan sawit milik sendiri, yang jadi kuli kebun sawit milik perusahaan? Untuk itulah penulis mengambil peran menjadi produser dengan tujuan mengangkat kebakaran hutan di Pangkalan Bun menjadi dokumenter. Pendekatan dari dokumenter ini adalah ekspositori dengan menggunakan naskah sebagai salah satu penunjang teori yaitu kekuatan data dan diksi untuk teknik persuasif. Durasi dokumenter ini 15 menit dan disajikan secara komprehensif melalui 3 segmen. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif oleh sebab itu tujuan dari teknik persuasif penulis adalah agar dokumenter ini dapat menjadi salah satu cara penonton untuk melihat kembali krisis yang ada, serta menimbulkan aspek afektif agar penontonnya dapat memiliki lebih tanggungjawab sosial pada kemanusiaan.//yn