Skripsi penciptaan karya dokumenter televisi ini membahas tentang isu pembatasan hak atas tanah yang dialami warga etnis Tionghoa di Yogyakarta. Hal ini merupakan pelanggaran hak warga negara dengan latar belakang diskriminsi terhadap ras dan etnis tertentu. Atas dasar itulah, penulis sebagai penulis naskah menggunakan teori tangga dramatik pada penyusunan naskah dengan tujuan untuk menghindari membangun konflik, sehingga cerita lebih hidup dan penonton tidak merasa bosan. Menurut strukturnya, tangga dramatik dibagi menjadi tiga babak, yaitu babak pertama atau opening, babak kedua atau middle act 2, dan babak ketiga atau ending. Karya skripsi ini menggunakan metode riset, observasi, dan wawancara dalam mengumpulkan data-data. Kesimpulan yang dapat diambil adalah teori tangga dramatik sebagai landasan penulis dalam menyusun naskah memiliki unsur-unsur yang berbeda porsi pada setiap babaknya mulai dari babak satu sampai babak tiga yang menjadikan karya ini sebagai karya dokumenter yang dinamis dan dapat menginspirasi.//yn