Penciptaan program
dokumenter Arunika episode Suara Tak Bertuan dilatarbelakangi oleh banyaknya
perlakuan diskriminatif yang diterima penderita Skizofrenia. Penyakit mental
khususnya Skizofrenia saat ini telah menjadi sorotan dan memerlukan upaya untuk
memberikan pemahaman masyarakat, salah satunya melalui televisi. Program
dokumenter dianggap dapat menjembatani antara masyarakat dan penderita
Skizofrenia. Program Arunika merupakan program dokumenter rekonstruksi
berdurasi 15 menit yang menyasar penonton dengan rentang usia 15 ? 30 tahun.
Program ini menerapkan teori Applied Media Aestetic oleh Herbert Zettl yang
berisi konsep estetika untuk menganalisis karya seni audio visual. Penulis
sebagai sutradara melakukan pendekatan melalui type shot, camera angle, dan
framing. Type shot yang digunakan yaitu long shot tetangga menyapu, full shot
berlari meninggalkan kamar mandi, knee shot membalikkan badan, medium shot
membuka gorden, medium closeup bernyanyi, closeup menangis, big closeup
ketakutan melihat tetangga dan extreme closeup tersenyum. Camera angle yang
diterapkan yaitu high angle melihat obat di tangan, eye level membuka gorden
dan low angle memegang botol obat. Framing yaitu rule of third berdiri memegang
kotak, headroom membuka pintu, looking room belajar dan over shoulder shot
merekam video. Penciptaan karya produksi Arunika telah melalui tahapan pra
produksi, produksi hingga pasca produksi. Dengan adanya karya dokumenter ini,
penulis berharap pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. //ir