Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terkena dampak buruk akibat
pandemi. Salah satu UMKM wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang masih
bertahan ketika pandemi adalah Pawon Gendis. Pawon Gendis merupakan kelompok
wanita tani dari Dusun Salakmalang, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang,
Kabupaten Kulon Progo yang mengolah biji kakao menjadi olahan cokelat. Pawon
Gendis didirikan oleh Ibu Dwi Martuti Rahayu sejak tahun 2013. Penciptaan
program dokumenter “Sang Penggerak” dilatarbelakangi oleh sosok Ibu Dwi Martuti
Rahayu yang memiliki semangat juang tinggi dalam melakukan gerakan perubahan.
Dokumenter ini menceritakan tentang Ibu Dwi Martuti Rahayu dalam membina
perempuan Kulon Progo yang tergabung dalam Pawon Gendis, halangan yang pernah
dihadapi saat merintis Pawon Gendis, serta prestasi yang telah diraih. Tujuan
penciptaan program dokumenter “Sang Penggerak” adalah untuk memberikan pengaruh
secara halus kepada penonton terhadap gerakan Ibu Dwi Martuti Rahayu melalui
media naskah dengan pendekatan narasi sugestif. Narasi sugestif menggunakan
kalimat konotasi dalam menyampaikan sebuah pesan. Proses penulisan naskah
menggunakan empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pra-penulisan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penulisan kembali. Proses penulisan naskah tersebut
menghasilkan empat bentuk naskah, yaitu sinopsis, treatment, naskah narasi, dan
fullscript. //ir