Drama “Turi Putih”
merupakan drama televisi yang mengangkat cerita fiksi dengan problematika
kehidupan seorang remaja pria dalam sebuah keluarga. Drama merupakan tiruan
kehidupan manusia yang diprovokasikan diatas pentas. Melihat drama, penonton
seolah melihat kejadian dalam masyarakat. Untuk mendapatkan sebuah ide gagasan
sehingga terciptanya karya ini penata cahaya melakukan beberapa pengamatan dan
pendekatan melalui karya audio visual dan studi Pustaka. Dalam penerapannya
penata cahaya menerapkan teknik-teknik penataan cahaya seperti artificial
light, accent light, low key light yang berlandaskan teknik penataan cahaya
dari Three Point of Light. Penggunaan dua sumber cahaya juga dilakukan, cahaya
alami dan cahaya buatan. Dengan demikian diterapkannya teknik penataan tersebut
mampu menciptakan sebuah penerapan pencahayaan yang terkesan realistic,
dramatisasi, dan artistic, agar terbentuknya karakter suasana pada drama “Turi
Putih”. Setelah menerapkan teknik tata cahaya tersebut, dengan menerapkan
metode three point of light dalam membuat cahaya realistic pada drama,
sangatlah membantu penata cahaya mendapatkan pencahayaan yang natural,
memberikan dimensi pada objek dan dapat membantu terbentuknya karakter suasana.
Dengan menerapkan teknik artificial light dan accent light secara bersamaan
pada drama penata cahaya dapat memaksimalkan pencahayaan yang dirasa kurang
mendramatisasi, agar dapat memberikan penyampaian informasi latar waktu dan
mendukung artistic dalam dalam set set adegan memiliki karakter yang lebih
mendramatisasi. Kemudian penerapan teknik low key light digunakan merespon
sebuah adegan yang minim pencahayaan, dengan kondisi tersebut penata cahaya
mampu memberikan kesan suasana yang berbeda serta menekankan kesan dan karakter
yang mendalam pada sebuah adegan dalam drama. //ir