Sampah visual diartikan sebagai aktivitas pemasangan iklan luar ruang yang berjenis komersial, sosial, maupun iklan politik yang penempatannya tidak sesuai dengan regulasi. “Sampah visual” yang tidak secepat mungkin diatasi dapat mengganggu keteraturan dan kenyamanan masyarakat dan juga dapat menurunkan nilai estetika yang dimiliki oleh kota tersebut. Berdasar fakta yang ada, penulis mengaplikasikannya ke dalam sebuah karya produksi dokumenter televisi. Penulis sebagai produser fokus pada pendekatan secara jurnalisme lingkungan. Pendekatan jurnalisme yang dilakukan berupa proses-proses untuk menyajikan informasi mengenai sampah visual dalam bentuk dokumenter televisi. Penulis dan tim produksi mengambil format dokumenter televisi karena peristiwa yang terjadi diambil dari kejadian-kejadian faktual dan opini dari fenomena alam maupun fenomena sosial-budaya, yang dikemas secara audiovisual dan ditayangkan dalam format jurnalistik televisi. Produser juga menggunakan gaya ekspositori dalam mengemas dokumenter ini. Karya Produksi ini diharapkan mampu memaparkan informasi sekaligus mengedukasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanganan permasalahan sampah visual demi menjaga lingkungan dan keindahan kota.