Kesehatan Mental menjadi isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, sedangkan orang dengan gangguan jiwa menjadi orang–orang yang kerap kali dipinggirkan dan tidak dipedulikan. Tapi melalui Santren Jiwa Darusy Syifa Demak dibawah naungan Lil Abid dan Rumah Harapan Kampung Karangpatihan Ponorogo berkat inisiatif Kepala Desa Eko Mulyadi dengan metode penyembuhan yang berbeda yaitu spiritual dan pemberdayaan masyarakat ini mereka memiliki tujuan yang sama yaitu merangkul mereka, memanusiakan manusia, karena mereka juga manusia layaknya kita. Dari kisah inilah penulis memutuskan untuk membuat sebuah karya produksi dokumenter televisi dengan judul “Merajut Jiwa”. Metode yang diterapkan penulis dalam memperoleh data pada produksi ini adalah observasi lapangan, pendekatan dan wawancara dengan narasumber terkait, serta dokumentasi audio-visual. Penulis sebagai penulis naskah membuat karya dokumenter televisi dengan menerapkan Gaya Bahasa Klimaks dan Alegori dalam Penulisan Naskah Produksi Dokumenter Televisi “Magistra” edisi “Merajut Jiwa”. Berdasarkan Analisa penciptaan yang penulis jabarkan, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan gaya bahasa dalam penulisan naskah dokumenter sangat baik untuk membangun keindahan kalimat dan imajinasi penonton.