Kebudayaan Mataram Ngayogyakarta yang lugas, anggun, mistis dan militant sebagaimana yang menampak pada seni tarinya, khusus yang berkembang di istana. Penulis memilih format feature sejarah sebagai karya tugas akhir, yang bersifat menginformasikan peninggalan budaya jawa, yang mengupas tentang sejarah nilai sakral dan mistis pada tari bedhaya semang gaya Yogyakarta. Pergelaran tari bedhaya lebih difungsikan sebagai sarana upacara ritual tertentu di dalam lingkungan istana. Feature ini merupakan sebuah program yang digarap dengan mengedepankan faktor yang melalui berbagai sub format dokumenter, statement dan vox-pop sehingga informasi menjadi lebih mendalam dan faktual. Dibuat berdasarkan dokumen dan data yang bersifat nyata. Penulis sebagai sutradaya melakukan tahapan awal produksi atau disebut pra produksi setelah naskah jadi. Dalam mencari sumber tema dan sejarah isi acara dengan melakukan riset yang mendalam, melalui wawancara langsung dengan narasumber atau pakar yang terkait, sehingga informasi dalam program ini dapat diakui kebenarannya. Seorang sutradara tidak akan memproduksi sebuah program apabila ia tidak memiliki ide dan konsep yang jelas. Produk karya ini dibuat dengan menggunakan single camera dan sistem recording yang bertujuan untuk memberikan sajian audio-visual yang informatif, mendidik dan menghibur. Dengan adanya dokumen baik berupa foto maupun video, berfungsi untuk melengkapi informasi yang bertujuan agar feature ini lebih menarik. Narasumber memiliki kekuatan yang dapat memperkuat pada topik bahasan dalam penyajiannya. Pada kesimpulannya, penulis merasa bahwa feature televisi Napak Tilas Bedhaya Semang ini telah diproduksi sesuai dengan rencana dan tujuan awal, meskipun masih terdapat kelemahan pada beberapa bagian.//Ir