Pilihan hidup menjadi seorang samanera (calon Bhikku) menginspirasi penulis untuk menuangkan realita tersebut kedalam program dokumenter dengan tipe observational documentary yang berjudul "Setengah Agus". penulis melihat pilihan hidup menjadi samanera adalah suatu hal yang tidak biasa. hal tersebut dikarenakan samanera mempunyai peraturan hidup yang sangat berbeda dengan umat Buddha pada umumnya. Untuk menjadi seorang samanera, tahap paling awal adalah mengikuti program Pabbajja Samanera. Berkonsentrasi dengan judul yang penulis ambil yaitu Penyutradaraan Dokumenter Televisi dengan Pendekatan Observational Documentary, penulis bertindak sebagai observator tanpa adanya intervensi kepada subjek. Keseluruhan informasi disampaikan oleh adegan-adegan langsung dari casual interview sehingga tidak diperlukan adanya narasi. Cerita didapat pada saat pasca produksi setelah penulis dan tim melihat kembali hasil rekaman produksi. Program ini dibagi dalam 4 sequence. Sequence 1 mengenai perkenalan Agus Sulistiono, sequence 2 berisikan prosesĀ Agus meninggalkan keduniawiannya, sequence 3 berisi perpisahan Agus dan Wanianto memilih pilihan hidupnya yang berbeda. Dengan alur maju-mundur seperti halnya pada film fiksi, penulis memancing rasa penasaran penonton tetap terjaga. Dokumenter "Setengah Agus" telah diproduksi sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Dari sisi observational, dokumenter ini telah menghadirkan visual dengan cerita dramatik yang berlangsung alami tanpa danya intervensi dari penulis. Kejadian-kejadian yang membentuk suatu cerita tersebut pda saat penggarapannya dibutuhkan kesabaran dari penulis untuk menunggu datangnya moment yang layak untuk disajikan pepada penonton.//Ira